Pelatihan BCA PKSPL: Dari Lamun Hingga Mangrove

Padang lamun dan mangrove, dua ekosistem pasisir tersebut merupakan tempat simpanan (stok) karbon biru (blue carbon) yang tidak kalah menarik untuk ditelusuri. Kedua hal itu dibahas dalam kegiatan pelatihan yang digelar PKSPL-IPB.

MESKI disebut ‘ahli lamun’, Wawan Kiswara bukanlah pelamun. Dia menjadi salah seorang pemateri saat hari pertama Pelatihan Blue Carbon Accounting (BCA) yang digelar oleh PKSPL-IPB di Bogor kemarin, Senin (11/12). Dalam pemaparannya di hadapan peserta pelatihan dari berbagai daerah, Wawan cukup bersemangat menjelaskan perihal salah-satu ekosistem laut dangkal tersebut.

Dikatakannya, bahwa lamun adalah tanaman tingkat tinggi (mempunyai akar, rimpang, pelepah daun, helai daun, bunga, buah dan biji) yang tumbuh di laut dangkal. Memang sudah menjadi takdir, hidupnya sepenuhnya terbenam di air laut.

Ekosistem lamun bermanfaat sebagai produsen primer, pendaur zat hara, serta menjadi tempat hidup, bertelur dan mencari makan berbagai biota laut. Padang lamun atau hamparan tumbuhan berbentuk ilalang tersebut pun berfungsi sebagai penjernih perairan, stabilator dasar perairan dan mencegah erosi.

Dan siapa sangka, di padang lamun itulah berbagai jenis biota langka hidup dan berlindung. Misalnya penyu Chelonia mydas dan duyung (dugong atau dugon). “Sementara serasah, vegetasi dan substrat jensi tumbuhan ini menyimpan atau merupakan stok karbon biru (blue carbon),” ungkap Wawan. 

Pada kesempatan itu lelaki yang sudah senior itu menjelaskan, bagaimana cara dan langkah-langkah menginventarisir ekosistem lamun. Para peserta pelatihan BCA dari berbagai daerah pun tampaknya antusias.

Inventarisasi Mangrove

Ada dua pakar yang menyampaikan materi di siang hingga sore pada hari pertama pelatihan BCA di Aula EDTC-PKSPL tersebut. Sebelumnya ialah Dr. Dadan Mulyana, Forest Ecology Expert PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL) yang juga Dosen IPB University.

Dengan gaya pemaparan yang khas, pakar ekologi dan juga ahli mangrove tersebut mampu menarik perhatian peserta training, meski di ‘jam rawan’ selepas makan siang. Judul materi yang disampaikan Dadan ialah ‘Pengantar dan Metode Inventarisasi Blue Carbon Ekosistem Mngrove’.

Dijelaskannya bahwa manrove adalah tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut. Tergenang di saat pasang dan bebas genangan di saat air surut. Untuk selanjutnya Dadan menerangkan terkait teknik survey untuk mendapatkan data dasar kekayaan sumberdaya mangrove, khususnya komponen flora (tumbuhan).

***Riz***

Redaksi Green Indonesia