Peran Kebun Raya Dalam Sinergi Konservasi Tumbuhan

Oleh:Taufikurrahman Nasution*)

HIDUP kita tidak bisa terlepas dari keberadaan tumbuhan. Tumbuhan memegang peranan penting bagi kita sebagai sumber bahan pangan, papan, sandang, dan obat-obatan.

Manfaat tumbuhan tidak hanya mencakup aspek ekonomi namun secara ekologis tumbuhan memiliki peran penting dalam siklus biogeokimia yang terjadi di alam ini. Tumbuhan pun mengikat air, memasok oksigen, menyimpan karbon dan juga berperan penting dalam pengendalian bencana alam seperti banjir dan erosi.

Meskipun memiliki peran penting bagi manusia, keberadaan tumbuhan tidak luput dari ancaman kepunahan. Tidak kurang dari 20% spesies tumbuhan mengalami ancaman kepunahan, dan beberapa spesies, bahkan telah punah sebelum dapat dideksripsikan (Westwood et al. 2021).

Ancaman kepunahan ini tidak hanya berasal dari faktor eksternal tetapi juga dari faktor internal spesies itu sendiri. Keanekaragaman jenis tumbuhan terancam karena faktor biologis intrinsik, deforestasi, degradasi habitat, fragmentasi habitat, eksploitasi berlebihan, jenis asing invasif, polusi, perubahan iklim global dan bencana alam.

Melihat kompleksnya masalah yang mengancam kelestarian tumbuhan, maka perlu dukungan  upaya konservasi dan kerjasama semua pemangku kepentingan. Sinergi antara konservasi in situ dan konservasi eks situ dianggap menjadi salah satu solusi dalam menyelamatkan tumbuhan dari kepunahan.

Konservasi in situ merupakan upaya konservasi yang dilakukan di habitat suatu spesies sementara konservasi eks situ dilakukan di luar habitatnya seperti kebun raya dan kebun binatang.

Kebun Raya

Kebun raya merupakan salah satu lembaga yang memberikan kontribusi signifikan dalam konservasi eks situ (O’Donnell, 2017). Disamping itu, juga memegang peranan penting dalam penelitian, pendidikan, dan pelibatan publik dalam upaya upaya konservasi.

Kegiatan aklimatisasi tumbuhan

Kelebihan kebun raya dibandingkan lembaga konservasi lainnya adalah adanya dukungan sumberdaya yang unik, meliputi koleksi tumbuhan yang beragam, catatan sejarah, staf peneliti, jaringan yang luas, dan kemampuanya dalam menarik pengunjung dan relawan (Primack et al. 2021).

Disamping kelebihan yang dimiliki oleh kebun raya sebagai lembaga konservasi eks situ, masih ada beberapa kekurangan yang memperlambat upaya konservasi. Beberapa hal yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah  pendanaan dan kepedulian masyarakat masih terbatas (Westwood et al. 2021).

Kontribusi Efektif

Peranan konservasi eks situ dalam pemulihan populasi spesies tumbuhan telah dikenal sejak lama. The Global Strategy for Plant Conservation (GSPC) telah diadopsi secara luas oleh kebun raya di dunia dan telah banyak melakukan aksi yang menuai kesuksesan (Blackmore et al. 2011).

Kebun raya, bank plasma nutfah, dan herbarium telah berkontribusi secara efektif dalam konservasi in situ (Krupnick 2013). Lebih dari sepertiga spesies tumbuhan terwakili sebagai koleksi kebun raya dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap konservasi eks situ dan in situ (O’Donnell, 2017).

Kebun raya memiliki ahli, peralatan, fasilitas, dan jaringan untuk mendukung aktifitas konservasi (Westwood et al. 2021). Koleksi hidup dan bank biji di kebun raya juga menyediakan material untuk pemulihan spesies dan melindunginya dari kepunahan di alam (Abeli et al. 2020).

Kebun raya telah berhasil memperbanyak jenis-jenis tumbuhan langka. Tumbuhan koleksi kebun raya hasil perbanyakan ini penting untuk mencegah kepunahan spesies di alam melalui kegiatan reintroduksi.  

Staf peneliti di kebun raya juga telah melakukan penelitian-penelitian dalam konservasi tumbuhan diantaranya reintroduksi tumbuhan langka, studi populasi, restorasi ekosistem, pendugaan cadangan karbon, perbanyakan tumbuhan langka, suksesi hutan, dan pengelolaan jenis invasif (Chen & Sun 2018). Penelitian-penelitian ini  penting untuk mendukung konservasi tumbuhan secara in situ (Blackmore et al. 2011). 

Perlu Aksi Nyata

Namun masih banyak pertanyaan yang perlu kita jawab terkait pentingnya peranan kebun raya dalam sinergi konservasi tumbuhan in situ dan eks situ.

Di antara pertanyaan yang cukup penting untuk dipikirkan adalah; bagaimana meningkatkan pendanaan dan kepedulian masyarakat untuk mendukung program-program konservasi? Dan bagaimana pula menyusun kebijakan pemerintah yang mencerminkan hubungan antara konservasi in situ dan eks situ?

Disamping itu; spesies tumbuhan apa yang menjadi prioritas konservasi? Lalu bagaimana cara meningkatkan kekayaaan genetik di kebun raya untuk mendukung upaya upaya konservasi?

Tim Peneliti Kebun Raya Cibodas sedang beraktifitas

Ada pula pertanyaan; apa kontribusi ilmiah dari kebun raya untuk mendukung upaya konservasi in situ. Lalu bagaimana mengembangkan pendekatan konservasi yang terintegrasi untuk konservasi tumbuhan?

Penulis tidak akan menyampaikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dalam artikel. Mari bersama kita jawab melalui aksi nyata demi kelestarian tumbuhan melalui sinergi konservasi tumbuhan in situ dan eks situ.

*)Kelompok Riset Pengelolaan Lanskap Antropogenik, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi-BRIN

Redaksi Green Indonesia