Cuaca Ekstrim Kembali Landa Tanah Air

Dampak perubahan iklim kian terasa. Sejumlah lokasi di Indonesia mengalami bencana alam akibat cuaca ekstrim dalam beberapa waktu terakhir.

CUACA ekstrim, banjir, air bah, badai serta gelombang laut yang tinggi, melanda tanah air selama beberapa waktu terakhir. Korban harta dan bahkan jiwa tak terelakkan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa selama tahun 2021 telah terjadi terjadi 1.577 kejadian cuaca ekstrem sebagai salah satu bentuk bencana hidrometeorologi.

Lalu khalayak pun –tentu–  bertanya; kenapa cuaca, dan ada apa dengan iklim di Indonesia atau dunia akhir-akhir ini?

Berdasarkan pengamatan GI, sejumlah media mengabarkan hampir 40.000 warga di Provinsi Aceh harus mengungsi karena banjir merendam permukiman mereka sejak Selasa (04/10/2022), setelah diguyur hujan lebat. Di Jawa Timur,  beberapa daerah yang diterjang banjir antara lain Blitar, Malang, dan Banyuwangi. Di kawasan ini dikabarkan hujan deras dengan intensitas tinggi disertai angin kencang terjadi selama beberapa hari terakhir.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sebanyak 83 rukun tetangga (RT) di DKI Jakarta tergenang air, pada Sabtu lalu (16/7/2022). Ribuan rumah terendam dan lalu lintas di ibu kota negara tersendat. Hal yang sama, seperti diberitakan di televisi, transportasi pun putus akibat salah-satu jembatan yang melintasi sebuah sungai ambruk dan hanyut diterjang air bah.

Foto Dok. BMKG

Masih banyak catatan pilu akibat cuaca ekstrim beberapa hari terakhir. Bahkan di Bogor, musibah banjir pun menyebabkan beberapa jiwa dikabarkan hilang. Hujan lebat berkepanjangan meluapkan air dimana-mana.

Sejak 30 Tahun

Terkait fenomena cuaca akhir-akhir ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki kriteria tersendiri. Seperti dikutip media massa beberapa waktu lalu, Kepala Bidang informasi Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem di Indonesia disebabkan oleh dua hal.

Pertama, cuaca ekstrem dapat terjadi karena puncak musim penghujan yang sedang terjadi. Kedua, cuaca ekstrem juga dapat terjadi karena adanya aktivitas dinamika atmosfer di mana indonesia merupakan daerah pertemuan air dan memiliki penguapan yang kuat.

Faktor lain yaitu adanya suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu kondensasi menjadi awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer. Gelombang atmosfer inilah yang kemudian dapat meningkatkan potensi udara basah di sejumlah wilayah yang menyebabkan hujan dan cuaca ekstrem.

Penyebab cuaca ekstrem adalah aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar, efek rumah kaca, dan tidak membersihkan lingkungan. Dampaknya pada iklim global yang berkontribusi pada cuaca ekstrim. Fenomena cuaca ekstrem ini sebenarnya telah terjadi sejak 30 tahun terakhir.

***Riz***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *