Sucofindo terus mengembangkan diri, termasuk dalam merespon isu perubahan iklim. BUMN ini terus memberikan pelayanan terbaik dalam hal jasa verifikasi, validasi, sertifikasi dan sebagainya, termasuk di bidang kehutanan dan lingkungan hidup.
WAKTU terus bergulir, zaman berganti. Sucofindo pun makin maju dan menyesuaikan diri, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta tuntutan untuk memberikan pelayanan terbaik.
Sebagai perusahaan negara dalam jasa di bidang usaha inspeksi dan audit, pengujian dan analisis, sertifikasi, konsultasi dan sebagainya, BUMN tersebut terus berbenah diri. Salah-satunya ialah upaya peningkatan kompetensi yang berkaitan dengan isu lingkungan dan perubahan iklim.
“Ini merupakan salah-satu terobosan perusahaan kami (Sucofindo) dalam merespon pekembangan yang terjadi, terutama yang berkaitan dengan kesiapan untuk layanan validasi, verifikasi yang kredibel,” ucap salah-seorang peserta Training Perhitungan Emisi CO2 di kawasan Hutan Penelitian Dramaga – Bogor, kemaren (23/03/22).
Praktek lapangan (hutan) ini merupakan rangkaian dari kegiatan selama tiga hari secara online (Zoom) yang membahas berbagai hal teknis terkait emisi karbon, dengan beberapa nara sumber ahli (pakar) dibidang kehutanan, lingkungan hidup dan perubahan iklim.
Kontribusi pada Negara
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan ekonomi hijau sebagai salah satu strategi utama transformasi ekonomi dalam jangka menengah panjang. Strategi ini juga akan membantu Indonesia dalam mewujudkan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.
Pemerintah juga telah menetapkan arah kebijakan melalui Pembangunan Rendah Karbon. Hal ini dilakukan melalui penurunan dan intensitas emisi pada bidang prioritas meliputi energi, lahan, limbah, industri, dan kelautan. Penurunan emisi GRK tersebut terutama akan didorong pada sektor Agriculture, Forest, and Land Use (AFOLU) serta energi.
Sebagai perusahaan ‘pelat merah’ (BUMN), tentunya, Sucofindo diharapkan mampu memberi kontribusi dalam pencapaian penurunan emisi gas umah kaca (GRK) seperti yang telah ditargetkan pemerintah. Dengan penambahan ilmu (teknik penghitungan kabon –red), jelas, akan meningkatkan kompetensi dan profesionalitas SDM Sucofindo dalam memberikan pelayanan kepada bebagai pihak.
Sejauh ini masih sedikit lembaga verifikasi, validasi dan sertifikasi yang bergerak di bidang kehutanan dan lingkungan hidup.
“Kita Sucofindo, sebagai BUMN ingin menjadi yang terdepan. Menjadi sparing patner KLHK serta ikut bekontribusi demi kemajuan bangsa dan kelestarian lingkungan di Indonesia,” tutur Usman, salah-seorang peserta praktek perhitungan emisi CO2 di Hutan Penelitian Darmaga yang digelar PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL).
CKL adalah sebuah perusahaan berbasis ilmu pengetahuan (science), khususnya yang melayani jasa konsultasi lingkungan, AMDAL, perubahan iklim, pemetaan, karbon hutan dan lain sebagainya.
***Riz***
No comment