P2SDM merupakan bagian Lembaga Pangabdian Pada Masyarakat (LPM) Institut Pertanian Bogor (IPB), dimana kegiatan IGTF adalah salah-satu programnya. Di Klapanunggal – Bogor, IGTF tersebut telah menebarkan kiprahnya.
Pergi ke desa, menginap di rumah penduduk, lalu membaur di tengah masyarakat, khususnya petani. Para anak muda itu juga melakukan berbagai kegiatan layaknya petugas penyuluh atau pendamping pembangunan di desa. Padahal sesungguhnya mereka adalah mahasiswa yang masih duduk di semester V.
“Inilah kegiatan IGTF (IPB Goes to Field) yang baru saja berakhir di Kecamatan Klapanunggal,” jelas Warcito, S.P, MM, Sekretaris Pusat Pemberdayaan Sumberdaya Manusia (P2SDM) IPB kepada GI, saat mengikuti rangkaian acara pemaparan yang dilakukan oleh mahasiswa peserta IGTF, Kamis, 8 Agustus 2019. Acara ini sekaligus sebagai penutup kegiatan IGTF yang sudah berlangsung selama satu bulan.
Kegiatan di salah satu ruang rapat PT. Holcim, Kecamatan Klapanunggal itu dihadiri oleh Edi Prayitno, Manajer GA&Comrel PT. Solusi Bangun Indonesia (SBI)/ Holcim. Sepanjang acara, secara bergilir semua mahasiswa IGTF berkesempatan memaparkan hasil kegiatan selama satu bulan di lokasi yang memang berdekatan dengan pabrik semen. Disamping itu beberapa saran dan harapan pun disampaikan ke pihak PT. SBI. Menanggapi paparan hasil aktifitas IPB-GTF itu, Edi menyampaikan apresiasinya.
Desa Wisata dan Mix Farming
Seperti diketahui, P2SDM merupakan bagian Lembaga Penelitian dan Pangabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB), dimana kegiatan IGTF adalah salah-satu kegiatan yang menerjunkan langsung mahasiswa ke lapangan. Sebelum terjun ke lapangan, para mahasiswa terlebih dahulu mendapatkan materi tentang pemberdayaan masyarakat yang disampaikan oleh Peneliti P2SDM, Ir. Mintarti, MSi. Disamping itu mahasiswa IGTF pun mendapatkan gambaran potensi wilayah oleh Manajer GA&Comrel PT. SBI, Edi Prajitno serta strategi fasilitasi program oleh Sekretaris P2SDM, Warcito, SP,MM.
Dan hasilnya, di lapangan para mahasiswa mampu berbaur dengan masyarakat. Seperti yang berlangsung di Kecamatan Klapanunggal ini misalnya, tepatnya di seputaran lokasi beroperasinya Pabrik Semen PT. SBI/Holcim. Tercatat dua desa yang menjadi lokasi IGTF kali ini, yakni Desa Kembang Kuning dan Desa Nambo.
Di Desa Kembang Kuning, seperti telah dipaparkan mahasiswa, mereka telah melakukan serangkaian kegiatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, mulai dari survey lapangan hingga merekayasa desa tersebut menjadi salah satu kawasan wisata. Obyek yang menjadi fokus adalah sebuah danau mini, Setu Jejed.
Selama satu bulan kegiatan IGTF tersebut berhasil memetakan potensi dan prospek Setu Jejed sebagai tujuan wisata di kawasan Klapanunggal. Gambar arsitek lanskap-nya pun sudah tersedia. Namun, seperti dipaparkan salah-seorang mahasiswa, terwujudnya kewasan wisata tersebut sangat tergantung pada biaya dan kemauan para warga di Desa Kembang Kuning khususnya dan Klapanunggal secara umum.
Sementara di Desa Nambo, para mahasiswa juga telah berusaha mensosialisasikan konsep pertanian terpadu, antara tanaman, peternakan dan perikanan. Bahkan lebih jauh, mahasiswa IGTF pun mengajak masyarakat agar berwawasan agribisnis, yakni dengan melanjutkan kegiatan usaha tani sampai ketingkat pengolahan dan pemasaran. Beberapa alternatif pangan olahan hingga ide pembentukan koperasi pun disosialisasikan.
Pihak CSR PT. SBI pun tampaknya cukup puas dengan hasil yang telah dicapai dalam IGTF tersebut. Memang, bisa dimaklumi, bahwa berbagai ide dan konsep yang dipaparkan para mahasiswa tersebut terlebih dahulu perlu melalui pertimbangan. Namun setidaknya, ide tersebut cukup brilian. “Maklum, dalam satu bulan memang kita belum bisa berharap lebih,” tutur Warcito.
***Riz***
No comment