Dua pemateri di hari kedua tampil bersamaan. Masing-masing menjelaskan tentang metode validasi dan verifikasi GRK di sektor FOLU dan energi.
HARI kedua Pelatihan Validator dan Verifikator GRK Sektor FOLU dan Energi yang digelar di Kampus IPB Baranangsiang – Bogor, tidak kalah seru. Usai pemaparan Susana Velez Haller (VERRA) langsung dari Columbia, praktis dari pagi hingga penutupan sore, meja pembicara diisi dua pemateri secara bersamaan; Muhammad Ridwan dan Cholid Bafagih.
Kedua pemateri menyampaikan terkait metodologi validasi dan verifikasi, baik sektor FOLU maupun energi.
Direktur Eksekutif PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL), Muhammad Ridwan, menjelaskan bagaimana cara memilih metodologi dalam melakukan validasi dan verifikasi.
“Beberapa metode ini selalu ada dalam pelaksanaan validasi dan verifikasi. Semuanya saling berkaitan antara aksi mitigasi, penurunan emisi, dan monitoring,” jelas Ahli Carbon Accounting itu.
Lebih jauh disampaikannya, bahwa dalam penilaian perencanaan aksi mitigasi, langkah yang pertama ialah; pelajari jenis izin usaha atau izin lokasi. Yang kedua; lihat jenis aksi mitigasi yang dilakukan, lakukan penilaian kesesuaian metodologi. Dan yang tak kalah penting, periksa tata cara penghitungannya.
Dalam kesempatan itu Ridwan kembali mengingatkan, bahwa sumber emisi meliputi; deforestasi, delamunisasi, serta degradasi (hutan dan lamun). Dalam pemeriksaannya, ada beberapa hal penting yang dinilai validator, mulai dari baseline, metodologinya sesuai atau tidak, serta aksi mitigasi yang dijalankan oleh obyek yang validasi. Kemudian lakukan uji petik; apakah sudah sesuai metodologinya dengan yang ada dalam dokumen.
Sektor Energi
Sementara Cholid Bafagih, sebagai pemateri terkait sektor energi, mengingatkan pentingnya pemilihan metodologi. “Validator harus memilih data dan metodologi yang sesuai dengan kebutuhan,” ucapnya.
Cholid menjelaskan, bahwa prinsip validasi sesuai ISO14064 meliputi akurasi, transparansi, dan prinsip konservatif.
Dikatakannya bahwa penurunan emisi sektor energi dapat dilakukan dengan berbagai upaya. Diantaranya, misalnya; mengganti batubara dengan energi angin, air atau matahari. Bisa juga dengan meningkatkan efisiensi bahan bakar dan sebagainya.
Semua hal tersebut bisa dihitung, divalidasi dan diverifikasi.”Intinya sekarang ini semua hal terkait energi diupayakan berubah, atau paling tidak dengan upaya meningkatkan efisiensi,” jelas Cholid Bafagih.
***Riz***