‘Selamat’ dengan Daun Salam

Meski secara umum dikenal hanya sebatas penyedap masakan, namun dibalik itu daun salam ternyata berperan positif dalam menjaga kesehatan.

DAUN SALAM. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada sel kanker manusia menyimpulkan bahwa ekstrak daun salam menunjukkan hasil yang menjanjikan sebagai agen antikanker. Cineole, senyawa utama dalam daun salam bermanfaat untuk menekan pertumbuhan sel-sel kanker leukemia. Daun salam juga terbukti efektif untuk terapi kanker payudara.

Studi lainnya menunjukkan bahwa daun salam bisa membantu penderita diabetes tipe 2. Hal ini cukup beralasan, karena selain memberi rasa pada makanan, daun salam juga berperan dalam metabolisme glukosa. Disamping itu daun ini juga mampu mengurangi kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) pada pasien diabetes tipe 2.

Dalam sebuah penelitian di Australia, daun salam bisa menghambat aktivitas enzim COX-21 yang diketahui memicu peradangan. Alasannya karena daun salam mengandung sesquiterpene lactones yang dikenal bisa memerangi peradangan dengan menghambat produksi oksida nitrat. Dikatakan bahwa oksida nitrat dalam konsentrasi yang lebih tinggi bisa menyebabkan peradangan.

Ada lagi studi yang menunjukkan bahwa sifat antijamur pada daun salam cukup efektif, terutama terhadap infeksi Candida. Daun salam mencegah adhesi Candida ke dinding sel, dengan demikian menjaganya agar tidak menembus membran.

Multi Fungsi

Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan pada sejumlah negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering ataupun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang.

Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan lengkuas (laos).

Kayunya berwarna coklat jingga kemerahan dan berkualitas menengah. Kayu yang tergolong ke dalam kayu kelat (nama perdagangan) ini dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga.

Kulit batang salam mengandung tanin, kerap dimanfaatkan sebagai ubar (untuk mewarnai dan mengawetkan) jala, bahan anyaman dari bambu dan lain-lain. Kulit batang dan daun salam biasa digunakan sebagai bahan ramuan tradisional untuk menyembuhkan sakit perut. Buah salam dimakan orang juga, meski hanya anak-anak yang menyukainya.

***Riz***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *