Hebatnya Mangrove Pidada (Sonneratia sp.)

Selain berperan penting menjaga pesisir pantai, ternyata mangrove jenis ini enak dimakan dan menyehatkan. Dengan beragam potensi lain yang dimilikinya, pantas, jika mangrove jenis ini perlu upaya pengembangan.

SALAH-SATU jenis mangrove yang banyak dimanfaatkan menjadi produk olahan adalah jenis mangrove pidada Sonneratia sp. Mangrove jenis ini dapat ditemukan di wilayah pesisir Asia, termasuk Indonesia.

Batangnya tegak dan bercabang, dengan diameter mencapai 20 cm. Daunnya berbentuk oval atau lonjong, dengan panjang 10-20 cm dan lebar sekitar 5-7 cm, berwarna hijau tua dan cenderung mengkilap. Tumbuhan ini termasuk ke dalam famili Lythraceae.

Buah dari Soneratia sp. seperti kapsul atau polong, dengan panjang sekitar 3-10 cm, dan berwarna hijau atau merah saat masih muda, kemudian berubah menjadi coklat atau hitam ketika sudah matang. Buah ini mengandung biji yang dapat dijadikan bibit.

Mangrove Sonneratia tumbuh dengan baik di daerah pesisir dan muara sungai yang terkena pasang surut. Kemampuan adaptasinya tinggi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem seperti pasang surut, genangan air, kekeringan, dan kadar garam yang tinggi.

Mangrove Sonneratia juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, seperti mengurangi erosi pantai, memberikan tempat hidup bagi berbagai jenis ikan dan hewan laut, serta mengurangi dampak buruk dari badai dan gelombang laut. Buah pedada tidak beracun dan langsung dapat dimakan. Rasanya asam dan beraroma khas (Wulandari, et al., 2020).

Pidada Merah

Pidada merah atau perepat merah adalah sebuah spesies pohon yang biasa tumbuh di rawa-rawa tepi sungai dan hutan bakau. Keluarga Lythraceae ini adalah salah satu jenis pidada yang sering ditemui dan secara lokal.

Namanya beragam di setiap daerah. Ada yang menyebutnya alatat, berembang, pedada, rambai, bogem, betah, bidada, kapidada, bhughem, poghem, wahat merah, warakat merah, dan posi-posi merah.

Buahnya seperti buah apel, dengan warna merah yang terang ketika matang, dan biasanya tumbuh di bagian-bagian yang rendah dari pohon. Mangrove jenis ini sering ditemukan di pantai utara Pulau Jawa, mulai dari Cilacap hingga Jawa Timur, serta tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, NTB, NTT, dan Irian Jaya.

Manrove ini termasuk jenis pionir, yang tumbuh di zona bagian depan. Daunnya sering dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Buahnya tidak beracun dan dapat langsung dimakan.

Saat buah sudah matang, rasanya asam, namun binatang liar sering kali tertarik dengan buah tanaman ini. Buah yang sudah tua bisa digunakan sebagai bahan makanan dan tidak memerlukan perlakuan khusus, serta dapat dimasak menjadi berbagai macam makanan atau minuman.

Baik buah dan daun dari tanaman ini dapat dimakan. Daun yang masih muda sering dimakan secara langsung. Sementara buahnya sering dimakan mentah, atau dimasak bersama dengan ikan. (Bersambung).*

Yulizar Ihrami Rahmila dan Suyadi. Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Badan Riset Inovasi Nasional

 

Redaksi Green Indonesia