Dr. Dadan Mulyana: Hutan Itu Dinamis, Perlu Inventarisasi Berkala

Melalui inventarisasi vegetasi dapat diketahui jenis tanaman penyusun hutan serta seberapa besar serapan karbon oleh tegakan hutan.

BUKAN Dadan Mulyana jika tanpa diselingi kelakar di sela presentasi, hingga membuat forum meriah dan bersemangat. Hal itu pun terjadi saat menjadi salah-seorang pembicara pada Carbon Accounting Training – dan Penghitungan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Bogor kemaren (30/11).

Dalam kegiatan yang digelar PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL) bersama Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University itu, Dr. Dadan Mulyana menerangkan tentang Inventarisasi Vegetasi Sebagai Basis Penghitungan Emisi GRK. Dikatakannya, bahwa modul yang disampaikannya bertujuan agar peserta pelatihan mampu menjelaskan inventarisasi vegetasi, mengidentifikasi jenis serta melakukan analisis vegetasi.

“Hutan itu bersifat dinamis, sehingga inventarisasi perlu dilakukan secara berkala dalam rentang waktu tertentu,” ungkap Dadan. Lebih jauh Pakar Biodiversity itu pun menjelaskan, bahwa berdasarkan SNI 7724-2011 bahwa menghitung total cadangan karbon hutan didasarkan pada kandungan biomassa dan bahan organik pada lima carbon pool.

“Terdapat 5 bagian tempat penyimpanan karbon (carbon pool), yaitu: biomassa di atas permukaan tanah (pohon, tiang, pancang, semai, tumbuhan bawah), biomassa di bawah permukaan tanah (akar), biomassa serasah, biomassa pohon mati dan kayu mati (nekromas) serta biomassa tanah, yaitu bahan organik tanah,” jelasnya.

Manfaat Inventarisasi

Ditambahkannya, melalui inventarisasi vegetasi, akan apat diketahui berapa meter kubik kayu (dalam keadaan berdiri) yang dimiliki dalam hutan tertentu. Begitu pula dengan jenis tanaman penyusun hutan serta seberapa besar serapan karbon oleh tegakan hutan. Disamping itu, inventarisasi dapat mengendalikan penebangan yang berlebihan.

Dadan pun menjelaskan parameter dalam inventarisasi vegetasi yang meliputi jenis dan jumlah Pohon, tinggi, keliling, Luas Bidang Dasar (LBDS) serta volume per satuan luas.

“Metodenya bisa secara sensus atau dengan cara sampling,” ungkap Dadan Mulyana.

***Riz***

Redaksi Green Indonesia