DIREKTUR BAPPENAS: SIMONA ITU PENTING DAN MENARIK

Sistem informasi seperti sebuah mantra pembuka pintu rahasia. Memiliki mantra ini bagai keberhasilan mendapatkan informasi dari kotak ajaib. Penggunanya diyakini dapat bekerja lebih efektif, efisien dan punya rasa bangga.

Inilah yang terjadi pada 12 November di Manokwari. Bappenas bersama PKSPL IPB, ICCTF dan Pemda Papua Barat mengadakan workshop SIMONA. Dalam acara tersebut PKSPL IPB mendorong Pemda Provinsi Papua Barat dalam membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONA)  Implementasi RZWP3K.

Pada workshop Sosialisasi pembuatan SIMONA Implementasi RZWP3K Provinsi Papua Barat, Isdahartati, M.Si., selaku Peneliti PKSPL IPB  menyampaikan, “workshop sosialisasi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Proyek Desain Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dalam Mendukung Percepatan Implementasi  RZWP3K  Provinsi Papua Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Coral reef rehabilitation and management programcoral triangle initiative (COREMAP-CTI) hibah dari World Bank”.

Pembuatan SIMONA ini bertujuan, “agar data program dan kegiatan yang terkait dengan RZWP3K disusun kedalam suatu basis data yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh pihak di Provinsi Papua Barat.  Workshop sosialisasi SIMONA ini dihadiri oleh parapihak seperti Bappenas, ICCTF, PKSPL IPB, KKP dan Loka PSPL Sorong, LSM, UNIPA Manokwari, para pemangku kepentingan terkait” jelas Isda.

Tiga Manfaat Penting SIMONA

Dalam pertemuan tersebut, Kepala PKSPL IPB University, Dr. Yonvitner menyebutkan, “Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari usaha pelaksanaan UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan WP3K untuk memperkuat pengawasan di laut. Pengawasan yang efektif membutuhkan mekanisme keterpaduan RTRW dan RZWP3K yaitu tata ruang darat dan laut”.

Permasalahan ruang pesisir dan laut saat ini terkesan rumit dan banyak kepentingan. Dalam konteks itulah, “dengan kehadiran SIMONA ini, parapihak dapat  melihat dengan jelas  zona-zona yang sudah  ada implemntasi RZPW3K. SIMONA dibangun sebagai instrumen kerja dalam Implementasi RZWP3K. Program ini disusun untuk menyempurnakan sistem evaluasi dan monitoring di Papua Barat”, ujar Yonvitner.

Kehadiran SIMONA pada saat sekarang tepat momentumnya. Selain masyarakat secara umum sudah memiliki perangkat komunikasi yang baik, juga karena aktivitas pada ranah pesisir dan laut semakin meningkat. Dikatakan oleh Dr. Sriyanti yang menjabat Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas, “peran SIMONA kedepan semakin penting dan menarik. SIMONA itu juga dapat difungsikan untuk meningkatkan sistem pemantauan dan evaluasi implementasi RZWP3K”.

Sangat banyak harapan atas hadirnya SIMONA. “Minimal ada tiga fungsi penting SIMONA yaitu pertama, menjadi wadah penyampaian SOP, pedoman sistem monitoring dan evaluasi RZWP3K di Provinsi Papua Barat. Kedua, untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan menjadi ruang bertukar informasi bagi pemangku kepentingan lingkup pengelolaan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Dan yang ketiga melalui SIMONA diharapkan terjalin kerjasama dan sinergi yang baik antar pemangku kepentingan untuk melakukan monitoring dan evaluasi RZWP3K di Provinsi Papua Barat” ucap Sriyanti.

***MRi***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *