Oleh:Purwanto*) dan Andika Imanullah**)
Sumatera Selatan mengambil langkah menjanjikan dalam rehabilitasi lahan gambut dengan penanaman pohon bintaro. Ini sebuah solusi bijak untuk mengembalikan ekosistem yang kaya potensi.
KABAR baik dari Bumi Sriwijaya, Sumatera Selatan. Saat ini provinsi ini sedang mengawali perjalanan menarik dalam mengembalikan lahan gambutnya. Dengan upaya restorasi ekologi yang sedang dilakukan, penanaman tanaman bintaro telah terbukti sebagai strategi cerdas.
Dan harapan baru pun terbentang, untuk memperkaya ragam tanaman yang potensial di lahan gambut.
Lahan gambut di wilayah tersebut bukan hanya mewakili kekayaan alam yang melimpah, tetapi juga menimbulkan berbagai tantangan dalam aspek ekologisnya. Namun, melalui pendekatan yang bijaksana dan menyeluruh, lahan tersebut memiliki potensi besar untuk diubah menjadi lahan subur yang tidak hanya mendukung kehidupan tanaman, tetapi juga menciptakan keseimbangan ekosistem yang berkelanjutan.
Adalah tanaman bintaro (Cerbera manghas), yang tergolong ke dalam keluarga Apocynaceae yang memberi harapan tersebut. Tanaman ini telah lama menjadi bagian penting dari ekosistem tropis di Indonesia.
Sebaran tanaman ini meliputi berbagai pulau di wilayah Indonesia, termasuk Sumatera. Ciri khasnya adalah buahnya yang berubah warna dari hijau kekuningan ketika masih muda, kemudian berubah menjadi merah saat masak. Namun, bintaro bukan hanya memiliki nilai ekonomis, melainkan juga berperan penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Kemampuannya dalam menyerap karbon dioksida serta menjaga stabilitas ekosistem di lahan gambut membuktikan perannya sebagai agen penanggulangan perubahan iklim. Sebagai tanaman endemik, bintaro juga memberikan kontribusi positif dalam memelihara keanekaragaman hayati dan meningkatkan ketahanan lingkungan.
Sebuah Terobosan
Terobosan yang mengagumkan dari upaya revegetasi lahan gambut di daerah Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, telah menghasilkan pencapaian yang sangat membanggakan. Tingkat kelangsungan hidup tanaman bintaro yang melebihi 90% menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dalam proses restorasi.
Pertumbuhan yang kuat dari tanaman tersebut semakin memperkuat kepercayaan bahwa bintaro bukan sekadar opsi, melainkan pilihan utama yang layak dipertimbangkan dalam usaha pemulihan lahan gambut. Rekomendasi untuk memprioritaskan penggunaan bintaro dalam upaya rehabilitasi lahan gambut di wilayah ini semakin kokoh, mengingat prestasi gemilang yang telah berhasil ditunjukkan oleh tanaman ini.
Kesuksesan dalam merevitalisasi lahan gambut menggunakan tanaman bintaro merupakan hasil dari partisipasi aktif masyarakat yang tak terelakkan. Melibatkan mereka secara menyeluruh pada setiap tahap merupakan kunci penting untuk menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.
Untuk mewujudkan visi menghijaukan Sumatera Selatan dengan bantuan tanaman bintaro, langkah-langkah konkret perlu dilakukan. Ini termasuk pendekatan ilmiah yang kuat, keterlibatan komunitas secara aktif, serta kerja sama erat antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga non-profit untuk membangun model yang berkelanjutan dan dapat diadopsi di seluruh wilayah.
Perlu Kolaborasi
Kesimpulannya, tanaman bintaro, sebagai pilihan utama, tidak hanya menjadi aset ekonomis tetapi juga pahlawan lingkungan yang mendukung keberlanjutan dan keanekaragaman hayati. Hasil positif dari revegetasi di Suaka Margasatwa Padang Sugihan mengukuhkan bintaro sebagai pilihan unggulan dengan tingkat kelangsungan hidup di atas 90% dan pertumbuhan yang mengesankan.
Rekomendasi penggunaan bintaro dalam rehabilitasi lahan gambut semakin kokoh, memperkuat pandangan bahwa tanaman ini mampu memimpin dalam upaya pemulihan.
Keberhasilan proyek ini tak lepas dari partisipasi aktif masyarakat. Melibatkan mereka dalam setiap tahap adalah kunci untuk membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.
Untuk menghijaukan Sumatera Selatan dengan bintaro, langkah-langkah konkret dan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga non-profit menjadi pondasi menuju visi yang berkelanjutan. Perjalanan menghijaukan Sumatera Selatan dengan bintaro bukan hanya mimpi, tetapi realitas yang dapat dicapai melalui kerjasama dan komitmen bersama.
*)Peneliti Ahli Pertama, Kelompok Riset Konservasi dan Restorasi Gambut, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, **)Peneliti Ahli Muda, Kelompok Riset Interaksi Satwa-Manusia, Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN