Bertemu Ular Tampar di Pulau Buru

Disamping membantu mengontrol populasi katak dan kadal, ular kecil ini merupakan makanan bagi ular besar dan burung pemangsa.

NAMANYA sangar; Ular tampar. Apakah dia menampar?

Di Pulau Buru – Maluku, beberapa waktu lalu, tak sengaja GI bertemu ular tampar  (Dendrelaphis pictus). Sakit kah gigitannya. Jawabnya, seperti tertulis dalam literatur; tidak. Bahkan ular ini tidak berbisa bagi manusia. Artinya ular kecil yang kelihatan sangar tapi bertubuh cantik ini  tidak membahayakan manusia.

Tampilannya Cantik

Sisiknya cantik, dengan perpaduan warna biru, hijau, coklat, dan hitam. Makanannya biasanya cicak, kadal, dan kodok. Ular yang oleh sebagian orang disebut ‘ular lidi” ini dapat dengan mudah dijumpai di sawah, pinggir kali, atau rerumputan.

Aktif di siang hari, ular tambang sering berkeliaran di pepohonan atau semak-semak. Sebagai ular yang tidak berbisa, ia tidak berbahaya bagi manusia dan memiliki gigi yang tidak berbisa.

Ketika merasa terancam, ular ini akan memipihkan lehernya, memperlihatkan tepian sisik berwarna biru yang indah. Ular tambang memakan berbagai jenis kadal, tokek, dan katak kecil sebagai makanan utamanya. Dalam berkembangbiak, ular tambang bertelur, dengan jumlah telur antara 2 hingga 10 butir.


Peran Ekosistem

Dalam sebuah ekosistem, kehadiran ular ini cukup beamfaat. Masih di literatur tadi, disebutkan bahwa ular tampar membantu mengontrol populasi katak dan kadal. Disamping itu, dia juga merupakan makanan bagi ular yang lebih besar dan burung pemangsa.

Ular yang sangat gesit ini cukup unik. Konon bisanya yang tidak berbahaya bagi manusia, namun berbahaya bagi ular-ular lainnya. Ular ini memiliki bisa yang mampu membunuh ular berbahaya seperti king cobra dan weling.

Wah …. Benarkah?

(Aslam)

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *