Banjir Sentul: Kenapa Tak Insyaf dan Belajar?

Deby Maharani Putri*)

Tak perlu jauh-jauh untuk membuktikannya. Di Sentul, kamarin, banjir kembali melanda. Perlu perhatian berbagai pihak dalam upaya mitigasi bencana di tengah perubahan iklim.

MUSIM hujan telah datang, masalah klasik pun datang lagi. Banjir, longsor, atau gagal panen komoditas tertentu.
Tak perlu tempat yang jauh untuk membuktikannya. Di Sentul, kamarin, 10 Desember 2024, banjir kembali melanda, khususnya di kawasan Ciujung.


Banjir menghambat aktivitas warga, dan menyebabkan kerugian materiil.
Kejadian ini terus berulang dan menjadi langganan setiap tahunnya. “Setiap hujan deras, kami selalu khawatir. Drainase di sini tidak memadai, dan banyak saluran air yang tersumbat,” ujar Arman, seorang warga yang rumahnya turut terdampak banjir.

Drainase & Penghijauan
Banjir yang terjadi di kawasan ini disebabkan oleh buruknya sistem drainase. Banyak saluran yang tersumbat oleh sampah, sehingga air meluap ke jalan dan permukiman warga.
“Kami sering membersihkan saluran air, tetapi masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan,” ucap seorang petugas kebersihan. Ditambahkannya, bahwa hal ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah. Selain perbaikan dan perluasan drainase, pembangunan sumur resapan, serta edukasi warga tentang pengelolaan sampah, upaya penghijauan perlu digiatkan di kawasan ini.


Diharapkan, dengan penanaman pohon di area rawan banjir, akan meningkatkan daya serap air tanah. Disamping itu, diharapkan kawasan yang berada diantara Jakarta dan Bogor ini, semakin hijau, sejuk dan lestari.*


*) Mahasiswa FISIP Univ. Pamulang, Serang)

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *