Anggrek, Keanekaragaman, dan Identitas Bangsa

Latifa Nuraini, MSc., PhD.*) & Dr. Yayuk Hidayah**)

Keberagaman anggrek dapat mencerminkan keberagaman kultural dan biologis Indonesia, yang dapat membentuk nilai-nilai kewarganegaraan, seperti rasa bangga dan identitas nasional.

TULISAN ini merupakan hasil dari partisipasi penulis dalam acara Festival Anggrek di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM di Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari Sabtu, 18 Mei 2024, dari pukul 09.00 hingga 14.00.

Festival Anggrek ini adalah acara pertama yang diselenggarakan di PIAT UGM dengan tujuan memamerkan koleksi anggrek PIAT dan mengadakan lelang anggrek yang dimiliki oleh komunitas mitra PIAT. Acara tersebut juga menandai pembukaan kembali kebun anggrek PIAT. Salah satu tujuan acara ini adalah memperkenalkan anggrek sebagai alternatif bisnis dan sarana penyembuhan mental.

Dalam festival itu, diadakan sebuah talkshow dengan tema “Mindfulness Bisnis Anggrek: Menemukan Ketenangan Melalui Budidaya Tanaman”. Talkshow ini mengundang akademisi dari UGM, pengusaha anggrek, serta praktisi dari Ikatan Arsitektur Lanskap Indonesia. Penulis tertarik pada potensi anggrek sebagai sarana edukasi tanpa mengurangi keindahannya.

Menurut beberapa sumber, Penulis menemukan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 20 persen dari populasi anggrek alam yang ada di dunia, dengan sekitar 5.000 spesies anggrek berasal dari Indonesia. Namun, baru sekitar 1.500 spesies yang telah diidentifikasi, sementara sisanya belum terkaji.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lebih dari 300 spesies anggrek telah teridentifikasi. Anggrek-anggrek ini sebagian besar tumbuh di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dan berbagai hutan lindung lainnya di wilayah DIY.

Beberapa spesies yang ditemukan termasuk anggrek jenis Dendrobium, anggrek Bulan, dan anggrek Tebu. Dengan keberagaman spesies ini, DIY menjadi salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan flora anggrek, mendukung upaya konservasi dan pelestarian tanaman anggrek di lingkungan alami.

Identitas Bangsa

Anggrek dapat menjadi simbol identitas nasional karena keindahannya, keberagaman hayati, peran dalam industri pariwisata, hubungan dengan budaya dan sejarah, serta pentingnya dalam konservasi lingkungan.

Berkaca dari negara tetangga seperti Singapura yang memiliki bunga nasional, yaitu bunga anggrek, Indonesia juga memiliki ketentuan sejenis berdasarkan Keputusan Presiden tahun 1993 Tentang Satwa dan Bunga Nasional.

Menurut keputusan tersebut, terdapat tiga jenis bunga yang diakui sebagai bunga nasional Indonesia yaitu Melati (Jasminum sambac), sebagai puspa bangsa; Anggrek bulan (Palaenopsis amabilis), sebagai puspa pesona; dan. Padina Raksasa (Rafflesia arnoldi), sebagai puspa langka. Ketiga jenis bunga ini memiliki makna dan simbolisme yang mendalam dalam konteks budaya dan keberagaman hayati Indonesia. Pengakuan mereka sebagai bunga nasional merupakan langkah penting dalam memperkuat identitas bangsa dan mempromosikan kekayaan alam serta keindahan Indonesia di mata dunia.

Melihat peluang anggrek sebagai nilai identitas bangsa, dalam kajian Pendidikan Kewarganegaraan, penting untuk menyoroti bagaimana keberagaman anggrek dapat menjadi cermin dari keberagaman kultural dan biologis Indonesia. Dalam konteks ini, Menjadi masukan bagi civitas akademika Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia agar dapat memasukkan topik tentang budaya dan identitas nasional yang terkait dengan anggrek.

Seiring dengan itu, pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran tersebut dapat menjadi dasar untuk mengembangkan industri anggrek yang berkelanjutan di masa depan, termasuk dalam bidang agrobisnis Anggrek Indonesia. Dengan demikian, tidak hanya memperkuat identitas bangsa melalui kekayaan alamnya, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Tentunya, hal itu akan membantu membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran ekologis dan kultural yang kuat, serta memperkuat rasa kebanggaan terhadap kekayaan alam dan budaya bangsa mereka.

Dari segi edukasi, anggrek dapat menjadi peluang dalam menumbuhkan kesadaran dan komitmen pemerintah untuk mengangkat potensi anggrek dari negeri sendiri.

Anggrek seharusnya menjadi simbol kekayaan alam di Indonesia sehingga dapat menjadi bagian dari identitas nasional. Dalam hal ini, keberagaman anggrek dapat mencerminkan keberagaman kultural dan biologis Indonesia, yang dapat membentuk nilai-nilai kewarganegaraan seperti rasa bangga dan identitas nasional. 

Keanekaragaman anggrek sering kali membutuhkan upaya pelestarian lingkungan yang kuat. Harapannya, dengan menghargai keberagaman hayati dan memperhatikan konservasi lingkungan di Indonesia, akan memupuk nilai kewarganegaraan yang mengutamakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

*) Peneliti Pusat Riset Botani Terapan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, **)Dosen di Departemen PknH, FISHIPOL UNY 

Redaksi Green Indonesia