PEMSEA Sambut Positif Training Karbon Biru PKSPL-IPB

Berikut ini pesan singkat Direktur Eksekutif PEMSEA, Aimee T. Gonzales, pada pembukaan Pelatihan Penghitungan Karbon Biru di Bogor.

PELATIHAN Blue Carbon Accounting telah dibuka di Bogor, pagi tadi, Senin (11/12). Kegiatan yang diselenggarakan oleh PKSPL-IPB tersebut, mendapatkan sambutan positif dari Direktur Eksekutif PEMSEA, Aimee T. Gonzales.

Dalam sambutan pembukaannya, Aimee mengucapkan selamat kepada PKSPL-IPB dan peserta training.

Lebih jauh Aimee menyampaikan, bahwa bahwa ekosistem karbon biru menyimpan, atau ‘menyerap’, antara dua hingga empat kali lebih banyak karbon dibandingkan yang dapat dilakukan oleh hutan. “Itu menurut para ahli,” ucapnya.

Untuk itu, Direktur Eksekutif PEMSEA itu mengatakan;  melindungi dan memulihkan ekosistem karbon biru dapat membantu negara-negara melakukan mitigasi pemanasan global dan memenuhi target emisi. “Memulihkan dan memperbaiki pengelolaan ekosistem ini dapat meningkatkan ketahanan pangan, mengamankan penghidupan sekaligus menyediakan habitat bagi spesies laut dan mendukung keanekaragaman hayati,” ungkap Aimee.

Prioritas Internasional

Menurutnya, karbon biru adalah karbon yang tersimpan di hutan bakau, rawa pasang surut, dan lamun (juga dikenal sebagai ekosistem karbon biru). Melindungi karbon biru telah menjadi prioritas internasional sebagaimana diwujudkan dalam Konferensi Perubahan Iklim yang sedang berlangsung di Dubai.

Lebih jauh dikatakannya, dengan melindungi karbon biru, dapat berkontribusi untuk mencapai hasil positif dalam sejumlah perjanjian internasional terkait keanekaragaman hayati dan ekologi lainnya. Misalnya; Konvensi Ramsar tentang Lahan Basah, Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Kuning-Motreal, dan Program Kelautan Warisan Dunia UNESCO. “Melindungi ekosistem karbon biru juga selaras dengan SDGs PBB,” jelas Aimee.

Pelatihan Penting

Menemukan solusi praktis untuk mengatasi perubahan iklim dan melindungi lingkungan menjadi semakin penting di seluruh dunia. Selain itu, terdapat peningkatan kesadaran di kalangan ekonom, pembuat kebijakan, politisi, dan pemangku kepentingan lainnya, bahwa pembangunan berkelanjutan adalah kunci pertumbuhan ekonomi biru di masa depan.

“Yang terpenting, solusi berbasis alam adalah hal yang penting dalam mitigasi perubahan iklim,” tambahnya.

Oleh karena itu, Aimee menilai, pelatihan akuntansi dengan mengukur dan mengelola ekosistem karbon biru ini penting, karena memberikan dampak positif dalam hal perlindungan dan restorasi alam yang juga dapat membuka jalan bagi lebih banyak ekonomi biru dan peluang investasi.

***Riz***

Redaksi Green Indonesia