Firman di tempat pengasapan ikan miliknya

Upaya penghijauan kawasan sungai dan rawa yang dilakukan di sekitar perkebunan PT. Sari Lembah Subur (SLS) berdampak ganda. Berbagai jenis ikan air tawar khas Riau lestari dan berkembang, pengendalian karhutla pun menjadi lebih mudah.

BERAWAL dari keinginan agar semua sungai di Kerumutan dipenuhi ikan, seorang pria di Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan – Riau, melahirkan  ide untuk ‘menghutankan’ bantaran sungai.

Dia adalah Firman, tokoh masyarakat sekitar perkebunan kelapa sawit  PT. Sari Lembah Subur (SLS), Pelalawan – Riau. Kepada GI, diceritakannya soal cita-citanya untuk melestarikan berbagai jenis ikan khas Melayu (tapa, lais, baung dan toman).

“Saya ingin agar ikan-ikan tersebut berkembang biak, tidak hanya di rawa-rawa dalam kebun sawit, tapi juga di sungai,” kisah Firman.

Tanam Jelutung

Ide itu disambut baik berbagai pihak, lalu lahirlah organisasi yang bernama TKPPEG (Tim Kerja Pengendalian dan Pengelolaan Ekosistem Gambut) ‘Kerumutan Lestari’. Berbagai kegiatan pun digelar oleh kelompok tersebut. Diantaranya  membangun ‘sekat kanal’ sebanyak 28 unit. Fungsinya sebagai kantong air bila terjadi Karhutla.

Disamping itu, atas dukungan dari PT. SLS, dilakukan pula penghijauan bantaran sungai dengan penanaman ribuan bibit kayu jelutung yang memang cocok di lahan genangan.

Sebagai tokoh masyarakat yang berprestasi, Firman pernah diundang dalam sebuah talk show di televisi.

Upaya penghijauan kawasan sungai dan rawa tersebut mendapat dukungan dari dinas (LHK dan perikanan). SLS pun ikut memfasilitasi.

“SLS mendampingi kemana pun kami pergi,” ungkap Firman. “Bahkan ketika kami ikut Festifal Nelayan Nasional di Bali, SLS pun memfasilitasi kami,” tambahnya.

***Riz***