Selama ini kita hanya mengetahui bentuk seekor naga dari film, komik atau novel. Banyak film dari luar negeri yang menggambarkan sepak terjang naga. Pada film the Hobbit yang sangat terkenal, ada cerita mengenai naga besar, bisa terbang dan dapat menyemburkan api. Bukan itu saja, bentuknya yang bersisik dan dapat berbicara dengan manusia. Apakah naga hanya ada di dunia barat? Tidak adakah di Indonesia ? Ternyata ada di Papua.
Ya, sampai saat ini hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa di Indonesi ada naga seperti yang digambarkan di film – film. Tentu saja naga asli ini tidak bisa menyeburkan api. Sayang yang mengetahui adanya naga di Papua kebanyakan peneliti dari luar negeri. Sangat sedikit peneliti di Indonesia yang sudah mempublikasikan keberadaan Naga Indonesia asli Papua ini.
Para peneliti dari luar negeri memberi nama hewan ini sebagai Indonesia Forest Dragon (Naga Hutan Indonesia). Bentuknya mendekati performa naga. Ada undakan berduri disepanjang punggungnya.
Matanya yang tajam mengamati. Kulitnya bersisik. Kepalanya penuh aneka warna. Bahkan duri – duri di sepanjang punggungnya berwarna cerah. Salah satu jari kakinya jauh lebih panjang dari jari yang lain, mencapai 2 – 3 kali lebih panjang dari jari lainnya. Entah apa guna jari yang panjang ini. Tentu memilki fungsi tertentu. Jangan ditanya, apakah kukunya pernah dicukur atau tidak hehehe. Tungkai kaki belakangnya juga panjang, beda dengan jenis biawak atau kadal lainnya.
Kabar Gembira Bagi Peneliti
NHI memiliki nama latin Lophosaurus dilophus. Namanya disandingkan dengan sebutan saurus. Menandakan apa ? Apakah karena penampakannya seperti hewan purba? Hewannya unik. Bagi seniman atau kreator perfileman, bisa membuat visualisasi atau cerita yang mengesankan seperti film the Hobbit yang penuh imajinasi menakjubkan.
Status satwa ini dalam Red List International Union for Conservation of Nature (IUCN) dikategorikan sebagai satwa Least Concern (LC – sedikit perhatian). Artinya masih sedikit informasi yang diperoleh dari satwa ini, baik jumlah, penyebaran, hobi, manfaat dan hal – hal terkait keberadaannya. Termasuk tata krama hewan ini dalam persahabatannya di hutan belantara.
Bertemu NHI pada habitat aslinya sungguh peristiwa spesial. NHI ini bisa ditemukan di hutan Teluk Bintuni, Papua Barat. Pada beberapa kabupaten lain di Pulau Papua juga ditemukan hewan yang unik ini. NHI hidup dengan memakan serangga yang ada di pohon atau di lantai tanah.
Para peneliti Indonesia perlu mengambil peran lebih banyak tentang NHI. Jangan sampai peneliti luar negeri lebih banyak mempublikasikan keanekaragaman hayati Indonesia daripada peneliti dalam negeri. Apa fungsi NHI bagi sebuah ekosistem ? Apakah NHI memiliki manfaat yang berharga bagi manusia ? Adakah perubahan perilaku pada satwa ini sebagai pertanda perubahan iklim ?
Kabar gembira bagi peneliti, satwa ini tidak agresif. Kita bisa mendekat sampai jarak sekitar satu meter. Foto ini diambil oleh Miftah Farid, teman saya waktu ke hutan Teluk Bintuni, Papua Barat. Jepretan foto dilakukan pada jarak sekitar satu meter. NHI tidak lari. Hanya kalau kita lebih mendekat, NHI bergerak memutar pada bagian belakang pohon. Ukuran NHI pada saat difoto sekitar 50 cm. Belum ada informasi pasti, apakah ukuran ini masuk umur remaja atau dewasa.
Sikap NHI yang tidak agresif ini menjadikan peneliti bisa mengamati dari jarak lebih dekat. Hanya saja kita tidak mendengar bunyi nafasnya. Apakah NHI terganggu dengan keberadaan manusia yang berjarak satu meter atau bagaimana, perlu penelitian lebih lanjut. Keberadaan hutan di Kabupaten Teluk Bintuni yang masih rimbun, menjadikan NHI begitu betah karena persediaan makanan yang masih melimpah. Yuk berburu foto hewan asli Indonesia.
***MRi***
No comment