Keindahan alam dan misteri terbentuknya Pulau Satonda pun kini menjadi penuh tanya. Bagaimana tidak, di tengah pulau ini, terdapat danau air asin yang kadarnya bahkan melebihi laut sekitarnya. Danau yang memiliki luas sekitar 2,5 km2 ini memang menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Pulau Satonda.
Diperkirakan, air danau ini asin karena tercampur dengan air laut yang meluap dan terperangkap di danau pada saat meletusnya Gunung Tambora dua abad silam.
Hal ini sangat dimungkinkan karena jarak pulau Satonda dengan gunung Tambora sangatlah dekat dan seperti diketahui letusan gunung Tambora merupakan letusan yang sangat dahsyat sehingga sangat mungkin menimbulkan gelombang pasang (tsunami) yang dahsyat pula.
Bahkan, Hasil penelitian dari dua ilmuwan Eropa Stephan Kempe dan Josef Kazmierczak menyebutkan bahwa keberadaan Danau Satonda adalah sebuah fenomena langka karena airnya yang asin dengan tingkat kebasaan (alkalinitas) sangat tinggi dibandingkan air laut umumnya. Keduanya berpendapat, basin Satonda muncul bersamaan dengan terbentuknya kawah tua yang berumur lebih dari 10.000 tahun lalu.
Mereka beranggapan bahwa pada awalnya, air di Danau Satonda ini adalah air tawar seperti layaknya danau pada umumnya. Hal ini dibuktikan dari deposit gambut di bawah endapan menyerupai mineral laut di pinggir danau.
Danau itu lalu dibanjiri dengan air laut yang merembes melalui celah dinding kawah yang runtuh. Pada waktu itu, permukaan air laut 1 hingga 1,5 meter lebih tinggi dibandingkan saat ini. Akan tetapi, perlahan waktu ketinggian laut secara perlahan menyusut. Saat ini, ketinggian air danau relatif stabil, yang merupakan tanda bahwa tidak ada lagi hubungan danau dengan air laut.
Jika dihubungkan dengan cerita rakyat atau legenda masyarakat sekitar diketahui bahwa, sebenarnya Pulau Satonda ini adalah pulau larangan atau pulau terkutuk yang tidak diperbolehkan siapapun untuk mendiaminya karena Pulau Satonda merupakan tempat pengasingan Putri Dae Minga yang dulunya diperebutkan oleh banyak orang dari berbagai kerajaan.
Karena seringnya terjadi pertikaian antara orang-orang yang ingin mempersunting sang putri, maka Putri Dae Minga sengaja diasingkan di pulau tersebut. Akan tetapi, mitos dan legenda hanyalah bersifat temporari ketika kemajuan zaman sudah menggusurnya. Sekarang ini bahkan sudah banyak investor yang tertarik untuk membangun resort sampai dengan villa di Pulau Satonda.
No comment