Potensinya sungguh menggiurkan. Sekitar 60% pohon aren di dunia terdapat di Indonesia. Getah pohon ini mengandung nira yang dapat diolah menjadi energi terbarukan; ethanol.
Bumi Pertiwi, Ranah Nusantara ini, tidak seharusnya selalu ‘mengekor’ pada bangsa lain. Termasuk dalam hiruk-pikuk masalah energi seperti yang selama ini terjadi. Dan sebenarnya, semua permasalahan menyangkut krisis energi tidak akan terjadi jika menyadari bangsa ini memiliki potensi besar yang belum dikembangkan secara optimal. Apa itu? Jawabannya adalah green energi.
Energi hijau adalah energi yang berasal dari tanaman hidup (biomassa) yang terdapat di sekitar kita. Energi itu biasa disebut sebagai bahan bakar hayati atau biofuel. Energi ini tidak akan pernah habis selama tersedia tanah, air, dan matahari masih memancarkan sinarnya ke muka bumi. Selama mau menanam, membudidayakan, serta mengolahnya menjadi produk bermanfaat seperti bahan bakar. Satu diantaranya ialah aren (Arenga pinnata). Pohon berjenis palem yang tersebar di hutan nusantara ini ternyata bisa dijadikan alernatif energi ramah lingkungan.
Adalah Boalemo, salah satu daerah di Gorontalo yang telah mencoba memanfaatkan nira aren menjadi bioethanol. Seperti diberitakan, berdasarkan hasil inventarisasi KPHP Boalemo, di wilayah ini terdapat 15.000 pohon aren yang tumbuh alami dengan produktivitas yang cukup tinggi. Satu pohon bisa menghasilkan 15-20 liter aren perhari.
Sebelumnya, warga Boalemo hanya memanfaatkan nira aren untuk keperluan pangan saja. Namun berkat pendampingan KPHP Boalemo, kini nira aren dimanfaatkan menjadi bioethanol.
Dilihat dari segi ekonomi, mengelola nira aren menjadi bioethanol lebih menjanjikan. Untuk mengolah nira aren jadi gula, dalam setiap 50 liter akan menghasilkan tujuh kg. Dengan asumsi harga Rp 80.000, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 5.000 per kg. Begitupun pengolahan panganan lain, seperti gula semut untung sebesar Rp 4.688 per kg.
Jika mengolah nira menjadi bioethanol, setiap 25 liter nira aren yang diolah dengan katalisator bisa menghasilkan dua liter bioethanol dengan kadar 90-92%. Yang diolah tanpa katalisator kadar ethanolnya 72%. Hasil bioethanol 216.000 liter perbulan dengan biaya produksi Rp 6.700. Dengan asumsi harga jual bioethanol-mix per liter Rp 10.000, harga jual Rp 440.000 atau keuntungan yang diperoleh berkisar Rp 145.200
***Agung***
No comment