Pemerintah telah menetapkan enam komoditas sumber karbohidrat yakni, ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan talas. Disamping itu, sebenarnya masih banyak bahan pangan alternatif lainnya yang dimiliki Indonesia.
LAMPU kuning kelaparan mulai menyala. Sinyal menyeramkan akibat krisis pangan itu telah dirasakan di beberapa belahan bumi. Pada beberapa negara di benua Afrika, Asia, bahkan di Amerika dan Inggris, ancaman tersebut sudah mulai terlihat nyata. Badan Pangan Dunia (FAO) dan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa dunia sekarang ini dan dimasa mendatang akan mengalami krisi pangan.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Terkait ancaman itu, Kementerian Pertanian menegaskan pentingnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi ancaman krisis pangan global. Upaya itu diantaranya ialah dengan memperkuat berbagai strategi pemanfaatan potensi pangan berbasis sumberdaya lokal.
“Selain upaya menjaga tingkat produksi beras agar tetap swasembada, berbagai upaya alternatif juga disiapkan,” ungkap Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan (pertanian.go.id-08/10/2022). Dikatakannya bahwa Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman pangan lokal.
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan enam komoditas sumber karbohidrat yakni, ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan talas. Dari enam komoditas yang menjadi pilihan, tiga komoditas yakni pisang, kentang dan talas termasuk yang selama ini jarang disebut sebagai komoditas untuk mendukung diversifikasi pangan.
Semua produk tersebut merupakan potensi cadangan pangan Indonesia menghadapi ancaman krisis pangan. Disamping itu, masih banyak jenis bahan pangan alternatif lainnya yang dimiliki Indonesia, seperti labu kuning, ubi jalar dan sebagainya.
Ekstensifikasi Sorgum
Tidak hanya itu, saat ini pemerintah pun tengah mendorong melakukan perluasan lahan pertanian tanaman pangan jenis sorgum di Kabupaten Sumba Timur, NTT. Sebab, di wilayah itu, tanaman sorgum dapat tumbuh dengan subur.
Seluas 60 hektare lahan tanaman sorgum telah berhasil dipanen. Rata-rata hasil panen setiap 1 hektare lahan dapat mencapai 5 ton sorgum dengan harga jual bisa mencapai sekitar Rp50 juta per tahun.
***Riz***
No comment