Ditengah harapan pemerintah, termasuk Kabinet ‘Merah Putih’, untuk membuat terobosan swasembada pangan dalam waktu singkat, muncul kritik soal kelemahan proyek Food Estate yang selama ini sudah dijalankan.
PROYEK-proyek food estate terdahulu, seperti disampaikan sejumlah pihak, tampaknya tidak membuahkan hasil.
Seperti diketahui Republik ini pernah menjalankan upaya menggenjot produksi pangan (khususnya padi) di sejumlah tempat. Sebut saja Pengembangan Lahan Gambut (PLG) tahun 1995 misalnya, atau Delta Kayan Food Estate (DekaFE) Bulungan – Kalimantan Timur tahun 2011. Begitu pula kegiatan Food Estate Gunung Mas – Kalimantan Tengah belum lama ini.
Upaya besar sebagai terobosan penguatan ketahanan pangan nasional tersebut, seperti diungkapkan para pembicara dalam sebuah webinar, kemarin (Kamis, 24/10), telah mengalami kegagalan alias tidak membuahkan hasil, termasuk juga Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) yang dibangun di Merauke pada 2010.
Menihilkan Aspek Sosial
Wabinar yang digelar oleh Kelris Penduduk dan Pengelolaan Sumberdaya Alam (PNRM), Pusat Riset Kependudukan BRIN itu menampilkan dua pembicara, yakni Eko Cahyono dari Sajogyo Institute dan Ary Budiyanto – Peneliti Pusat Riset Kependudukan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kedua nara sumber itu mensinyalir, bahwa kegagalan food estate karena menihilkan aspek sosial dan budaya masyarakat. Mereka pun sepakat, bahwa aspek sosial budaya merupakan kunci sukses dalam menghadapi tantangan besar food estate.
Keduanya menilai, selama ini banyak hal yang menjadi kelemahan beberapa proyek tersebut.
Misalnya dalam hal memetakan persoalan seperti konflik lahan. Selanjutnya adalah persoalan sengketa dalam pembebasan lahan dan perihal displacement. Kelemahan lainnya ialah infrastruktur yang belum memadai, serta kesulitan memacu produktivitas dan distribusi hasil pertanian.
Tidak hanya itu. Dampak ekologi food estate pun dinilai kurang menjadi pertimbangan. Hal ini tentunya berefek buruk bagi ekosistem dan bentang alam. Di antaranya, hilangnya tutupan hutan yang memicu banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, dan kenaikan suhu akibat kegagalan hutan menyerap karbon.
***Riz***
No comment