Buah kondang juga berpotensi sebagai sumber antioksidan, antikanker, antibakteri, dan pembasmi larva nyamuk Aedes aegypti.
MEMASUKI Villa Green Aple di Cipanas – Puncak, Jawa Barat, Gilang meminta berhenti di sebuah air mancur berkolam kecil. “Nah itu apelnya ya,” tanya bocah tiga tahun itu kepada mamanya sembari menunjuk ke sebatang pohon. Mungkin, karena nama perumahan itu menyebut ‘apel’, dan pohon buah yang biasa di hutan tersebut mirip apel, tapi kacil-kecil.
“Bukan, itu buah kondang. Bukan apel,” jawab mamanya.
Tampaknya pihak pengelola perumahan yang cukup terkenal di kawasan Puncak – Cipanas sengaja menanam pohon hutan tersebut serbagai pelengkap taman. Selain besar dan memancing mata, tumbuhan kondang (Ficus Variegate) memang langka.
Basmi Larva Nyamuk
Sejumlah sumber menyebutkan, selain untuk konservasi, pohon ini juga dapat berperan penting dalam rehabilitasi lahan karena termasuk golongan pionir dan mudah ditemui secara alami di hutan alam bekas kebakaran. Untuk peningkatan produktivitas hutan, kondang merupakan salah satu jenis alternatif yang dapat dikembangkan karena pohon ini termasuk tanaman yang dapat tumbuh cepat.
Pohon kondang berinteraksi dengan banyak hewan dan termasuk tanaman yang paling penting bagi kehidupan hewan tropis pemakan buah. Setidaknya ada 1.274 spesies burung dan mamalia dalam 523 genera dan 92 famili yang menjadikan buah kondang sebagai salah satu sumber makanannya.
Pohon kondang juga bermanfaat untuk kesehatan manusia. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa akar pohon kondang dapat digunakan sebagai penawar racun. Kulit kayu dan buahnya dapat digunakan sebagai obat untuk disentri. Sementara getahnya bisa dijadikan obat untuk luka luar.
Buah kondang juga berpotensi sebagai sumber antioksidan, antikanker, antibakteri, dan pembasmi larva nyamuk Aedes aegypti. Makanya, tumbuhan hutan ini cocok ditanam di sekitar kolam atau genangan air.
***Riz***