Pembungkus alami itu lebih sehat dan aman, juga dapat memberi aroma, pengawet, antioksidan, antibakteri dan artistik.
BAYANGKAN, jika lemang dalam paralon atau dimasak dalam pipa besi…. Namun begitulah, sebagian orang tampaknya lebih suka yang praktis, karena merasa lebih mudah dengan membeli. Padahal, banyak manfaat yang terlupakan pada pembungkus alami.
Yang paling umum saja, misalnya daun pisang. Sekarang sudah tergantikan oleh kertas atau plastik. Lalu silahkan bandingkan rasa dan aromanya.
Cukup banyak lagi jenis kemasan alami yang tak kalah eksotik dan menarik di Indonesia. Sebut saja daun bambu, hanjuang, daun patat dan sebagainya. Seperti halnya yang ditulis oleh Muhamad Nikmatullah dan Mulyati Rahayu, yang dikirim ke Redaksi GI.
Unik, Nikmat dan Sehat
Seperti dijelaskan dalam artikelnya, bahwa tujuan awal membungkus makanan menggunakan daun ialah untuk memperpanjang usia penyimpanan serta melindungi dari kontaminasi bakteri.
Selain dapat memperpanjang usia penyimpanan makanan, juga dapat memberi kesan artistik, menambah aroma dan kelezatan makanan.
Terdapat lima jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional. Diantaranya adalah daun pisang, kelobot jagung (kulit buah jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air, dan daun jati.
Bagian tumbuhan yang paling sering digunakan ialah daun dan kulit buahnya. Perannya sebagai pengawet, karena daun memiliki pori-pori sehingga mengawetkan makanan yang dibungkusnya, dibandingkan dengan plastik.
Berikut beberapa pembungkus alami yang sudah umum digunakan dalam kuliner tradisional nusantara. Diantaranya adalah;
Daun Pisang; Pemanfaatan daun pisang sebagai pembungkus makanan telah dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang/leluhur di Indonesia. Daun pisang dapat memberikan aroma yang khas pada makanan yang dibungkusnya.
Aroma sedap tersebut disebabkan kandungan polifenol yang juga berfungsi sebagai antioksidan. Aroma dan warnanya yang cantik mampu mengundang selera.
Patat; Nama latinnya Phrynium pubinerve Blume. Herba merumpun ini daunnya berbentuk lebar melonjong. Permukaan daunnya mengandung lapisan lilin dan kadarnyanya lebih tinggi daripada daun pisang.
Daunnya patat biasa digunakan sebagai pembungkus makaanan tradisional khas Kota Bogor, yaitu toge goreng dan doclang, dan itu sudah berlangsung dan menjadi tradisi sejak lama.
Tekstur daun patat yang cukup liat (tidak mudah sobek) dan permukaannya berlapis lilin menyebabkan makanan yang mengandung air ini lebih aman dan tahan lama. Selain itu makanan tersebut tampak lebih khas/ lokal dan alami.
Bambu (Gigantochloa spp.);Diperkirakan ada 1439 jenis bambu di dunia. Namun, penggunaan daunnya sebagai pembungkus makanan tidak banyak diketahui.
Penggunaan daun bambu sebagai pembungkus makanan, dikarenakan ukuran daunnya cukup besar dan panjang, bulu-bulu pada permukaan daunnya tidak banyak dan warna hijau daunnya lebih gelap.
Di Indonesia, umumnya daun bambu digunakan sebagai pembungkus “bacang” yang merupakan makanan tradisional dari China. Makanan ini dibawa oleh para saudagar China ke Indonesia. Para pembuat bacang tetap menjaga warisan budaya leluhur dengan mempertahankan penggunaan daun bambu sebagai pembungkusnya.
Daun bambu dapat pula berperan sebagai antioksidan dan antibakteri. Selain itu daun bambu memiliki serat dan testur yang kasar, ringan dan tidak mudah lengket, sehingga cocok digunakan sebagai pembungkus bacang.
Kelapa (Cocos nucifera L.); Kelapa merupakan tumbuhan asli kawasan tropis dan banyak tumbuh di Indonesia. Di Indonesia kelapa hampir dijumpai di seluruh daerah.
Daun muda kelapa masih umum dijumpai sebagai pembungkus beberapa makanan tradisional dan jajanan pasar di berbagai daerah, seperti lepet dan ketupat. Selain memberi ciri khas terhadap jajanan tersebut, daun kelapa berperan sebagai pemberi aroma dan bahan pengawet makanan yang dibungkusnya.
Kulit Jagung (Zea mays L.); Kandungan antioksidan pada kulit jagung baik untuk pencegahan kanker. Meskipun seratnya agak kasar, namun mempunyai kemampuan tidak mudah menyerap air, sehingga seringkali digunakan sebagai pembungkus wajik dan dodol.
Kulit jagung juga bermanfaat sebagai pemberi aroma dan pengawet makanan yang dibungkusnya. Pemanfaatan bahan alami sebagai pembungkus makanan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan konsumen karena merupakan bahan yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya atau beracun, mudah ditemukan, mudah dilipat dan memberi aroma sedap pada makanan. (Muhamad Nikmatullah & Mulyati Rahayu, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi – Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN)
***Fit/Riz***