FLORA – FAUNA LANGKA PULAU BACAN

Sejak zamn penjajahan Belanda, Pulau Bacan sudah termashur ke seluruh pelosok negeri. Bahkan terkenal sampai ke Eropa. Bukan hanya karena memiliki kerajaan yang disegani kawan dan dihormati lawan. Bukan pula hanya karena memiliki rempah dan kopi legendaris. Tetapi Kerajaan Bacan pernah memiliki mata uang sendiri dan menyimpan misteri flora dan fauna yang mengagumkan.

Ya. Perdagangan rempah-rempah di Pulau Bacan pada zaman penajajan Belanda sangat besar dan kopi adalah salah satu komoditi andalannya. Begitu besarnya nilai perdagangan Pulau Bacan dengan Belanda, sampai-sampai Pulau Bacan memiliki mata uang yang bernama Roterdam Batjan dalam bentuk uang logam. Fakta sejarah ini menunjukkan betapa hebat dan besarnya Kerajaan Bacan tempo dahoeloe.

Pulau Bacan menyimpan keragaman flora dan fauna yang unik. Beberapa jenis flora dan faunanya sudah teridentifikasi secara ilmiah. Tetapi Sebagian lain masih belum teridentifikasi. Jenis-jenis seperti kera pantan merah atau yakis, burung Kasturi merah, kakaktua putih, burung bayan dan beberapa jenis lainnya sudah diketahui. Ternyata menurut beberapa masyarakat masih banyak jenis lain yang begitu indah dan jarang diketahui orang.

Hanya orang-orang yang masuk ke dalam hutan perawan saja yang dapat menemui berbagai jenis flora dan fauna ini. Itupun jika beruntung. Karena secara naluri hewan – hewan langka tersebut tidak mau bertemu dengan manusia. Naluri hewan langka di hutan merasa terancam jika bertemu manusia. Hewan – hewan sepeti ini biasanya hidup pada kondisi topografi yang terjal atau hutan primer yang belum terganggu.

Suatu keberuntungan apabila dapat bertemu dengan hewan – hewan langka di habitat aslinya. Penelitian biodiversity Pulau Bacan sangat diperlukan untuk mengatahui keragaman biodiversity endemik yang masih tersisa dan begitu menarik.

Burung – burung indah dengan suara memukau akan sering kita temukan jika kita masuk ke dalam hutan Pulau Bacan. Burung – burung ini berbeda dengan jenis monyet yang cenderung menjauh dari manusia. Burung – burung di hutan Pulau Bacan justeru cenderung berkicau senang ketika ada manusia yang datang. Mungkin mereka mengamati, sedang apa manusia memasuki wilayah kekuasaan mereka.

Burung – burung indah dan lucu ini sering berterbanganan meloncat dari satu dahan ke dahan lainnya mengintip aktivitas orang dibawahnya. Tidak jarang, burung – burung unik Pulau Bacan ini memanggil teman – temannya untuk melihat kita yang sedang beraktivitas. Mungkin mereka menganggap manusia sungguh lucu, yang hanya bisa berjalan di tanah, tidak bisa meloncat dan terbang seperti mereka.

Selain fauna, jenis flora di Pulau Bacan juga beranekaragam. Bisa jadi sebagian adalah yang khas Pulau Bacan. Saya menemukan buah berwarna merah menyala, berbentuk oval, dari tanaman liana dengan panjang sekitar 7 – 10 cm dan lebar tengahnya antara 4 – 6 cm. Warna buah ini sangat menarik perhatian, merah menyala. Hanya saja tidak hewan yang memakannya. Dengan demikian, kemungkinan besar buah ini beracun. Sayangnya beberapa masyarakat tidak tahu apa jenis buah tersebut. Ke depan perlu dilakukan segera identifikasi flora – fauna di Pulau Bacan yang sangat kaya, langka, penting bagi ilmu pengetahuan dan untuk menjaga keseimbangan ekologi.

***MRi***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *