Masih saat perjalan di Tanimbar – Maluku, GI pun bertemu ular yang sedang tidur. “Posenya seakan memberitahu, bahwa ‘jangan ganggu aku’ kalau tak ingin menemui ajal.”
TANIMBAR memang tak habisnya untuk diceritakan, terutama soal flora dan fauna-nya. Suatu ketika, dalam perjalanan GI bersama sebuah tim survey ke kawasan tersebut, Oktober 2024, tanpa sengaja bertemu ular berpenampilan cantik, dengan warna cukup menggemaskan.
Inilah Death Alder. Jika memasukkan kata kunci ‘Ular Death Adder’ pada mesin pencarian (google), sudah pasti yang keluar adalah kasus-kasus kematian karenanya. Ular ini memang kecil tapi mematikan.
Sangat Mematikan
Cantik namun berbahaya. Ular Death Adder merupakan salah satu ular paling mematikan yang dominan dijumpai di daerah Maluku dan Papua.
Penampakan ular ini tidak panjang, hanya sepanjang telapak tangan orang dewasa. Pergerakannya pun pasif, untuk berpindah sedikit meloncat. Kepalanya meruncing di bagian mulut dan sedikit gepeng.
Death Adder Albino
Perjumpaan penulis dengannya tidak disangka. Spesialnya lagi, yang ditemukan bukan jenis biasa, melainkan yang albino.
Pada kondisi normal, warnanya coklat, menyerupai warna batu dan tanah. Tapi, yang penulis temukan berwarna oranye terang bergaris-garis dengan warna mencolok yang terang. Perjumpaan dengan ular albino jenis ini bisa dibilang satu berbanding seribu. Sebuah rezeki yang spesial.
Penulis bersama tim melihatnya pertama kali bertengger di bagian banir pohon beringin. Wilayahnya berada di sekitar sungai di dalam hutan. Ular ini nampak diam dengan posisi melipat diri berbentuk ‘S’. Posenya seakan memberitahu kami bahwa ‘Jangan ganggu aku, kalau tak ingin menemui ajal’. **
(Aslam)
No comment