BERBURU CUMI SUPER DESA BORI

Setiap ikan memiliki keunikan tersendiri. Begitu juga bagi para pemancing. Ada kesan berbeda untuk setiap jenis tangkapan. Mendapatkan ikan bubara, kakap, tenggiri, tuna, barakuda atau jenis lainnya memiliki hentakan tersendiri. Begitu pula dengan cumi – cumi, beda sensasinya. Bagaimana kalau yang didapat cumi – cumi super ? Hmmm….. Tentu punya kesan tak terlupakan.

Berkunjung ke Desa Bori, Pulau Bacan, diyakini akan meninggalkan kesan istimewa. Sepanjang jalan kita akan disuguhi pemandangan yang memang khas Pulau Timur. Jejeran kelapa, buah pala, coklat dan cengkeh akan menghiasi pemandangan di kiri kanan jalan. Tentu juga akan terlihat berbagai jenis keladi dengan banyak jenis yang menarik.

Bagi peminat jenis bunga janda bolong, tentu akan lebih terkesan lagi. Berbagai jenis tanaman mirip janda bolong juga tersedia. Bukan hanya bolong ditengah tapi ada juga jenis yang bolong samping. Ukuran jenis bunga disini juga cukup beragam, dari yang kecil sampai yang berukuran besar. Selain itu kita akan menemui juga banyak tanaman endemik lainnya seperti kembang telang atau Clitoria ternatae dengan berbagai warna. Ada yang berwarna bir tua dan ada juga yang berwarna ungu. Bunga – bunga kecil dan besar lainnya juga tumbuh liar di tepi jalan, apalagi di dalam hutan. Semua ini akan terlihat makin indah ketika dimulai dengan memandang sunrise dipagi hari.

Burung Indah Berseliweran

Para pecinta burung akan terkesan dengan keragaman burung di Pulau Bacan. Bukan hanya bentuknya yang unik tapi jenisnya yang begitu banyak. Ukuran burung di Pulau Bacan juga lengkap, mulai dari yang berukuran sangat kecil, sedang dan juga burung berukuran besar.

Warna – warni dan kicau burung di Pulau Bacan begitu menggoda. Kadang burung – burung tersebut terbang mengikuti kemana kita pergi. Terbang dan hinggap di berbagai dahan pohon bagai menemani aktivitas kita yang mungki asing bagi mereka.

Waktu yang paling sempurna menikmati ocehan dan tarian burung ini pada pagi dan sore hari menjelang magrib. Di pagi hari burung – burung keluar dari saranya dan menyambut hari dengan gembira. Seolah – olah setiap pagi adalah hari istimewa bagi mereka. Menyambut mentari dengan riang. Terbang indah mengitari pulau. Dan kadang berloncatan pada satu dahan ke dahan lainnya.

Salah satu spot yang cukup ideal mengamati tingkah burung – burung di Pulau Bacan adalah di Desa Bori. Di tepi laut Desa Bori, kita akan sering dihampiri burung yang seperti ingin bersahabat pada pengunjung. Beberapa burung yang banyak dijumpai antara lain rangkong, elang hitam, elang  bondol, sikatan, bubut, dan berbagai jenis lainnya. Burung rangkong sering mondar – mandir di sore hari. Biasanya terbang berdua atau sekawanan rangkong. Kalau burung rangkong lewat, kita akan kaget karena kepakan sayapnya yang keras seperti suara pesawat yang lewat.

Elang bondol (Haliastur indus) sangat mudah ditemui di tepi laut. Banyak spot untuk menemui elang bondol di tepi laut. Tentu saja burung ini hinggap karena di sekitar tempat tersebut tersedia banyak makanan. Ada beberapa tempat yang ditumbuhi tanaman yang menyediakan pakan burung bondol. Selain itu juga tersedia rumput – rumput atau liana yang berbunga mencolok sehingga menarik berbagai burung terutama burung bondol. Bagi fotografer berada di tepi pantai indah Desa Bori akan mendapatkan jepretan berkualitas.

Mangrove dan Pulau Kecil

Mangrove merupakan sahabat kental laut. Dari dulu sampai sekarang. Pertemanan laut dan mangrove seperti kerbau dan burung pemakan kutu. Keduanya saling membutuhkan. Apabila salah satu tidak ada, terasa ada yang kurang.

Laut Bori yang jernih, selain karean sedikitnya sampah yang dibuang ke laut juga karena dukungan mangrove yang masih bagus. Hutan mangrove yang masih sedikit gangguan ini menjadi tempat bermain, berteduh, mencari makan dan kegiatan sosialita lainnya bagi hewan laut. Inilah salah satu daya dukung laut Desa Bori tetap bening. Sekaligus daya tampung bagi berbagai hewan laut terutama ikan untuk tumbuh dan berkembang.

Bagi sebagian masyarakat sekitar, mencari ikan didekat habitat mangrove merupakan tempat ideal. Ikan – ikan kecil dan besar juga sering muncul di sekitar mangrove dan terlihat jelas tanpa alat bantu. Sekawanan ikan yang bergerombol dan dikejar ikan besar, tidak jarang lari ke sekitar lautan dekat mangrove tumbuh subur.

Masyarakat sekitar terbiasa mencari ikan dengan memancing atau menjala. Alat tangkap sederhana ini menjadikan ikan disitu tetap melimpah, letasi sesuai dengan daya dukung lingkungan. Di sekitar laut Desa Bori juga ada beberapa pulau kecil yang dipenuhi formasi menarik tanaman mangrove dan kelapa yang tumbuh alami. Selama manusia tidak merusak mangrove dan membuang sampah ke laut, maka persahabatan laut dan mangrove akan menyediakan berbagai ikan dari laut yang tidak akan ada habisnya.

Ikan Buntal dan Riangnya Anak Bermain

Melihat ikan warna warni di luat Desa Bori seperti berada di akuarium besar yang mewah. Ikan – ikan yang sering kita lihat di akuarium dengan warna biru, kuning, hijau, dan campuran warna – warna tersebut, bisa kita saksikan langsung di laut Desa Bori. Bukan hanya ikan – ikan seperti ikan hias, tap jenis yang jarang kita lihat juga ada di laut Desa Bori.

Sebutlah kuda laut yang begitu tenang gaya berenangnya, kita juga bisa jumpai di Desa Bori. Nah, salah satu jenis ikan lainnya yang jarang kita jumpai adalah ikan buntal. Iya, ikan yang bisa mengubah diri menjadi bulat dan mengeluarkan duri – duri jika dia terganggu. Di Pulau Bacan juga ada ikan buntal. Ternyata ikan buntal itu di dunia ada sekitar 100 jenis. Di Pulau Bacan juga ada entah berapa jenis. Perlu riset lebih jauh.

Ikan ini bergerak lambat sehingga mudah jadi santapan ikan besar lainnya. Untuk mempertahankan diri dari berbagai pemangsa, ikan buntal dianugerahi kemampuan merubah wujud menjadi bulat membesar dan dapat mengeluarkan racun. Saya merasa beruntung bisa melihat ikan buntal di habaitat aslinya di Pulau Bacan.

Anak – anak sekitar menikmati berenang atau bermain sampan di laut Bori. Mereka tidak memikirkan banyaknya ikan beraneka warna di laut. Bagi mereka, laut adalah tempat berman dan bergembira. Mungkin sama seperti ikan di laut, lautan luas adalah rumah mereka tempat bermain dan bersosialisasi. Selain berenang langsung di laut yang bersih, anak – anak dan orang dewasa banyak yang menggunakan sampan sederhana. Ada yang naik sampan untuk mencari ikan. Tapi ada juga yang sekedar menikmati indahnya laut dan desiran angin segar diatas sampan.

Berburu Cumi Super

Makan cumi goreng tepung atau cumi saos Padang tentulah sangat lezat. Rasanya lama menetap di tenggorokan. Maukah Mas Bro dan Mbak Sis saya beri tahu cumi yang begitu lezat, gurih dan segar? Saya sudah merasakannya langsung. Sekarang giliran Mas Bro dan Mbak Sis semua.

Ya, datanglah ke Desa Bori, Pulau Bacan. Di Desa Bori, kita tidak hanya akan disuguhkan oleh segarnya cumi baru ditangkap dari laut. Yang lebih hebat lagi adalah sensasi mendapatkan cumi dari laut. Masyarakat sekitar biasa memancing cumi di malam hari. Cumi ini kata masyarakat sekitar lebih banyak keluar dimalam hari. Meskipun siang cumi – cumi besar juga sering berkeluyuran. Mungkin cumi yang keluar siang hari mencari anaknya yang sedang main petak umpet. atau main kelereng. Atau…… ya, terserahlah. Itukan urusan cumi. Gak usah kita pikiran lebih jauh, hehehe.

Cumi di Desa Bori bukan hanya rasanya yang lezat. Tapi yang paling menarik adalah ketika mengangkat cumi dari laut. Menarik pancing dan mengangkat cuminya dari permukaan laut. Untuk mengangkat cumi dari permukaan laut, ada tekniknya. Kalau kita pancing cumi, jangan langsung diangkat ke permukaan apalagi langsung dekat muka kita. Hati – hati Bos, cumi itu salah satu senjatanya adalah mengeluarkan cairan tinta hitam. Cairan tinta hitam ini akan disemburkan keluar dari tubuhnya jika cumi dalam keadaan bahaya.

Sembuaran cairan hitam cumi ini kurang elok jika mengenai muka. Untuk itu tips dari pemancing cumi, ketika dapat dari pancingan, jangan langsung diangkat ke atas. Biarkan di  permukaan laut sampai cumi mengeluarkan semua cairan hitamnya. Air laut akan terlihat menghitam. Inilah salah satu senjata andalan cumi untuk mengelabui musuh yang mengejar atau menyerangnya.

Mencari cumi super di Desa Bori bisa dilakukan dengan memancing atau menombak. Tombak yang biasa digunakan masyarakat terbuat dari tombak kayu dengan ujung besi trisula runcing. Ada tiga mata besi runcing diujung tombak.

Pada malam hari dengan bantuan sedikit cahaya, biasanya cumi akan mendekat. Inilah yang dipancing ataa diburu dengan tombak. Memancing cumi biasanya juga bukan dengan umpan dari ikan atau daging tetapi dari ikan buatan atau ikan kamuflase. Ikan – ikanan berwrna merah terang atau warna lainnya yang mencolok. Warna cerah mencolok ini akan menarik bagi cumi. Pemancing cumi yang sudah terlatih akan dapat menggerakkan umpan kamuflase ini untuk menarik cumi supaya mendekat dan memakan umpannya.

Sebagian masyarakat, lebih senang mengakat cumi dengan berburu. Cumi di Desa Bori layak dan pantas untuk ditangkap dengan tombak karena ukurannya besar. Masyarakat sering mendapatkan cumi berukuran panjang antara 30 – 60 senti meter (cm). Satu cumi terasa berat mengangkatnya dengan kail. Dengan tombak trlsula sensasi menangkapnya lebih keren. Kebanggan menangkap dengan tombak terasa beda dibanding dengan memancing. Tapi tiap orang beda gaya dan rasa. Ada yang merasa lebih asyik menangkap cumi dengan pancing dan ada yang lebih menikmati dengan tombak. Kalau itu tergantung selera. Jadi anda pilih mana ? Pancing atau tombak ? Silakan nikmati keceriaan di Desa Bori, Pulau Bacan, Maluku Utara.

***MRi***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *