Batas dan Tutupan Lahan, Tentukan Akurasi Takaran Emisi

Agar bisa menghitung referensi emisi dengan akurat, pahami dengan jelas batas dan luas area yang akan diukur

TAKAR-MENAKAR karbon itu bak ‘menangkap asap’, bukan seperti menimbang benda kasat mata.
Untuk itu diperlukan pengetahuan, teori serta trik mengukurnya. Hal itulah yang disajikan pada sebuah taining di Baranangsiang-Bogor, Kamis (05/09/24).
Salah-satunya ialah yang terkait analisis geografis. Seperti yang dipaparkan Pemateri sesi siang, Azis Saidul Hamzah, dari PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL).
“Analisis Perubahan Tutupan Lahan untuk Mendukung Perhitungan Referensi Emisi”. Demikian judul materi yang ditampilkan Azis dan dimoderasi oleh M. Ridwan, Direktur Eksekutif PT.CKL.

Kegiatan Dasar
“Sebelum kita bisa menghitung referensi emisi dengan akurat, kita harus memahami dengan jelas batas dan luas area yang kita miliki,”tegas Azis
Dikatakannya, bahwa hal ini menjadi dasar pembahasan yang menyeluruh mengenai pentingnya kapasitas area yang tercantum dalam berbagai dokumen resmi, seperti surat izin, keputusan pemerintah, ataupun sertifikat kepemilikan lahan.
“Semua ini merupakan informasi mendasar yang harus terjamin akurasinya sebelum melakukan analisis lebih lanjut,” tambah Azis
Dia kemudian membawa peserta masuk ke dalam tahapan-tahapan penting dalam analisis tutupan lahan menggunakan teknologi GIS. Dikatakannya, bahwa proses ini bertujuan untuk menyusun Dokumen Referensi Emisi (DRAM), yang menjadi landasan perhitungan emisi karbon.

Pertimbangan Penting
Menurut Azis, ada delapan tahapan penting yang harus dijalani. Diantaranya ialah kepastian batas dan luas area dengan tepat. Kemudian lakukan klasifikasi tutupan lahan.
Membuat peta titik untuk pengambilan plot dalam tahap pre-assessment.
Selanjutnya lakukan pengumpulan data lapangan sekaligus melakukan ground check serta hitung kebutuhan plot secara keseluruhan.
“Jangan lupa perbaiki peta tutupan lahan serta penentuan titik plot berdasarkan data lapangan,” jelas Azis.
Azis pun kemudian memperkenalkan metode pengambilan contoh yang berdasarkan pada SNI 7724, yang menetapkan standar nasional untuk kegiatan semacam ini.
Dikatakannya, homogenitas data menjadi salah satu pertimbangan penting dalam menentukan metode sampling yang digunakan, terutama pada area yang homogen.

Rizqi

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *