Rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata. Namun tumbuhan khas Samosir – Toba ini sangat potensial sebagai rempah-rempah bernilai ekonomi tinggi.
DITENGAH Pulau Samosir, belum lama ini GI menemukan tumbuhan unik. Masyarakat sekitar menjadikannya bumbu masakan. Namanya ‘Andaliman Toba’. Rasanya agak sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Bagaimana tidak? Bayangkan, dalam satu tumbuhan ini setidaknya terdapat lima macam rasa. Mulai dari pedas, pahit, getir, kelat, dan dingin. Bahkan yang paling menakjubkan ialah, rasanya yang lama hilang di lidah. Sekali mengunyah satu butir buah andaliman rasanya tidak akan hilang hingga 30 menit kedepan.
Andaliman memang banyak ditemukan di Pulau Samosir. Sehingga tumbuhan ini dikenal dengan Andaliman Toba. Tumbuhan yang memiliki nama Ilmiah Zanthoxylum acanthopodium ini adalah bagian dari jenis suku Rutaceae atau lada-ladaan.
Sudah banyak yang mengkaji tumbuhan ini karena dianggap potensial sebagai rembah-rempah yang bernilai ekonomis tinggi. Bagaimana tidak, untuk satu kilogram andaliman dihargai Rp. 200.000 bahkan bisa lebih.
Namun, yang menjadi persoalan adalah belum ada peneliti yang menjelaskan secara spesifik apakah tumbuhan ini dapat dibudidayakan di luar Samosir atau tidak. Sehingga, tumbuhan yang bernilai ekonomis tinggi sulit ditemukan di daerah lain.
Sebut saja di Karo misalnya, meski subur dan tak jauh dari Samosir, namun andaliman tidak ditemukan di sana. Pertanyaannya, apakah tumbuhna tersebut tidak bisa ditanam di Kabupaten Karo? Padahal hampir semua jenis tumbuhan bisa ditanam disana, sehingga disebut sebagai salah satu pensuplai sayur-mayur terbesar di Indonesia. Namun terbukti, di tanah yang begitu subur pun belum ada yang bisa membudidayakan andaliman. (Fuji Ardi Kartono)
***Riz***