Keledang: Buah Eksotis dengan Kayu Berkualitas

Rasanya kombinasi antara nangka dan manggis. Kayunya dimanfaatkan untuk konstruksi berat, furnitur, pembuatan perahu, perkakas rumah tangga, peti mati, dan lain-lain. Tumbuhan ini juga menghasilkan bahan pewarna.

BUKAN nangka tak pula cempedak, cuma bentuknya yang mirip.  Buah yang ada di Kalimantan ini rasanya khas. Keberadaannya pun kini mulai langka. Namanya ‘keledang’.

Nama ilmiahnya Artocarpus lanceifolius. Keledang merupakan buah yang mulai terlupakan seiring dengan habisnya hutan-hutan alami. Tumbuhan ini termasuk suku Moraceae (nangka-nangkaan), berkerabat dengan mentawa, kluwih, pintau, cempedak, sukun, selanking, benda, dan nangka.

Dalam Wikipedia, disebutkan bahwa nama-nama lainnya diantaranya, kĕledang (Melayu); simar naka (Batak); bangsal (Dayak); khanun-pa (Thailand). Di Borneo, pohon ini dikenal dengan berbagai sebutan seperti bangsal, binturung, bunon, kayu dadak, emputu, kakian, sedah, tempunang. Juga ada yang menyebutnya kateh, keledang, kledang, paribalek, peruput, pudu, tarap hutan, katebung, tiwadak banyu, dan lain-lain.

Kayu Berkualitas

Pohonnya berukuran sedang. Tingginya mencapai 36 m dengan batang lurus. Bebas cabangnya bisa mencapai 25 m. Kulit batang kelabu-pucat sampai hampir hitam, bagian dalamnya cokelat kekuningan; lateksnya berwarna putih pucat dan kental.

Rasa buah keledang seperti campuran nangka dan manggis. Bentuknya bulat dan memiliki diameter 20-25 sentimeter. Daging buahnya berwarna oranye. Kulitnya pun biasanya berwarna oranye kemerahan.

Selain dikenal dari buahnya, keledang juga dikenal sebagai salah satu penghasil kayu yang penting. Mengutip dari Wikipedia, kayunya yang berat, dengan densitas pada kadar air 15 persen antara 510 – 855 kg/m3, dimanfaatkan untuk konstruksi berat, furnitur, pembuatan perahu, perkakas rumah tangga, peti mati, dan lain-lain. Tumbuhan ini juga menghasilkan bahan pewarna.

Keledang juga merupakan sumber metabolit sekunder turunan fenol, terutama golongan flavonoid, yang kemungkinan dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan karena bersifat sitotoksik. Beberapa senyawa flavonoid terprenilasi yang baru, di antaranya jenis-jenis dari kelompok artoindonesianin, telah berhasil diisolasi dari pepagan dan kayu keledang.

***Riz***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *