Rektor IPB: Kombinasikan Pendekatan Modernisasi dengan Politik Ekologi

Persoalan lingkungan sudah menjadi emergency call. Darurat bagi Indonesia dan dunia. Permasalahannya sudah complicated. Dari hulu sampai hilir.  Dari pegunungan, hutan, lembah dan hingga laut yang dalam.

Persolan lingkungan saat ini, menurut Rektor IPB, Prof. Arif Satria, “ada yang bersifat struktural – kebijakan dan ada yang bersifat teknis. Untuk memecahkan kondisi darurat lingkungan ini, ada dua pandangan besar yaitu Ecological Modernization – modernisasi ekologi dan Ecological Politics – Politik Ekologi”.

Hal ini disampaikan Rektor IPB pada Webinar dengan tema “Plastic War: Challenge and Solution”. Webinar menarik ini diinisiasi oleh DPP Himpunan Alumni IPB bekerjasama dengan Seameo Biotrop dan IPB Univeristy.

Kedua pendekatan ini memiliki pengikut setia dan cukup popular. Pendekatan pertama berupa modernisasi ekologi, menganggap perubahan lingkungan dan masalah yang ditimbulkannya disebabkan oleh pertambahan penduduk. Untuk itu  solusinya dilakukan dengan inovasi dan teknologi.

Alternatif solusi dari pendekatan ini menurut Rektor IPB, “seperti memproduksi asap cair, membuat barang – barang dari limbah, kegiatan green campus IPB dan mengolah limbah plastik menjadi energi. IPB sudah banyak melakukan kegiatan inovasi dan temuan teknologi untuk ini. Termasuk di dalamnnya life style seperti car free day, gerakan tumbler, dan berbagai kegiatan inovasi lainnya”.

Modersnisasi ekologi selalu melakukan terobosan. Ada satu kabupaten  di Jawa Barat misalnya sebelum menikah, calon pengantin harus menanam minimal satu pohon terlebih dahulu. Ini gerakan green married, pernikahan yang ramah lingkungan. Contoh seperti ini sangat menarik dan layak didukung para pihak.

Contoh lain dari modernisasi ekologi seperti IPB yang sudah dapat memprediksi kebakaran hutan. Melalui pendekatan atau tools yang ada, IPB dapat memprediksi dimana lokasi kebakaran untuk waktu 6 bulan yang akan datang. Hal ini bisa dimanfaatkan pemerintah untuk melakukan antisipasi pencegahan kebakaran.

Aliran kedua yaitu Politik Ekologi. Menurut Rektor IPB, “kelompok ini memandang permasalahan lingkungan disebabkan oleh kondisi politik yang abai. Permasalahan lingkungan itu merupakan masalah kebijakan. Untuk itu para pembuat kebijakan dan pelaku usaha yang melakukan ekspoitasi sumberdaya alam merupakan contoh masalah lingkungan yang perlu diselesaikan melalui kebijakan politik ekologi. Kerusakan lingkungan dipandang sebagai dampak dari kebijakan”.

Mana yang benar dan efektif dari kedua pendekatan ini ? “Pendekatan modernisasi ekologi dan politik ekologi harus bersinergi. Gerakan keduanya harus berbarengan. Salah satu gerakan tanpa didukung oleh yang satunya tidak akan efektif. Temuan IPB dalam memprediksi kebakaran hutan, tidak akan efektif mengendalikan kebakaran jika tidak didukung oleh kebijakan. Untuk itu pendekatan modernisasi dan politik ekologi yang ramah lingkungan harus jalan beriringan”, tegas Prof. Arif Satria.

***MRi***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *