Analisis kelayakan usaha menunjukkan bahwa dengan adanya iuran dari masyarakat, usaha pengolahan sampah plastik menjadi paving block memiliki potensi untuk berkembang dan berkelanjutan.

BAK monster yang membelenggu lingkungan, sampah plastik kini kian mengganggu, termasuk di Kampung Kebon Kopi, Desa Cibanteng – Bogor. Tidak adanya tempat pembuangan akhir sementara (TPAS) menjadi satu dari sekian banyak pemicu masalah ini.

Alhasil, masyarakat lebih memilih untuk membakar sampah plastik, tanpa mempertimbangkan dampak buruk yang ditimbulkannya bagi lingkungan dan kesehatan mereka sendiri.

Beruntungnya dengan inisiatif dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University melalui program PPK Ormawa REESA, telah ada usaha untuk mengelola sampah plastik dari rumah tangga sejak sumbernya. Inisiatif untuk mengubah sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomis seperti paving block menunjukkan bahwa masalah lingkungan dapat diubah menjadi peluang bisnis yang berkelanjutan. Namun, jalan menuju solusi ideal ini tentu tidak tanpa rintangan.

Salah satu hambatan utama yang dihadapi adalah konsistensi dalam kegiatan pengangkutan sampah.

Membayar upah pekerja merupakan salah satu kunci keberlanjutan dalam pengelolaan sampah. Oleh karena itu, penerapan iuran pengelolaan sampah rumah tangga dengan pendekatan Willingness to Pay (WTP) menjadi sangat relevan dalam konteks ini. Pendekatan ini dapat menjadi cara untuk memastikan bahwa petugas pengelola sampah mendapatkan kompensasi yang layak atas layanan mereka.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Willy Azis Saputra (2023) menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat bersedia berpartisipasi dalam pengelolaan sampah.

Namun, keberlanjutan program ini memerlukan pendekatan holistik yang tidak hanya berfokus pada sampah plastik. Jenis sampah lain seperti sampah basah, tak kalah penting untuk ditangani.

Harapan Baru

Keterlibatan aktif masyarakat dalam memilah sampah sebelum diangkut oleh petugas akan mempercepat proses pengelolaan dan pengolahan sampah.

Analisis kelayakan usaha menunjukkan bahwa dengan adanya iuran dari masyarakat, usaha pengolahan sampah plastik menjadi paving block memiliki potensi untuk berkembang dan berkelanjutan. Skenario yang melibatkan iuran masyarakat menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan skenario tanpa iuran. Ini menguatkan argumentasi bahwa masyarakat harus terlibat aktif dalam upaya pengelolaan sampah.

Paving block dari olahan sampah

Sekedar gambaran, Kampung Kebon Kopi telah menunjukkan dan memberi pelajaran, bahwa solusi atas masalah sampah plastik memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat. Dengan kerja sama, komitmen, dan inovasi, diharapkan dapat mengubah permasalahan menjadi peluang, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.***

Willy Azis