Sukawangi: Menuju Desa Agraris Tangguh

Diharapkan akan tercipta perpaduan antara keindahan alam dengan kegiatan usaha tani warga (agrowisata) di Sukawangi Puncak Dua Bogor. Beberapa upaya terobosan mulai dilakukan.

SADAR akan potensi daerah yang dipimpinnya, H. Budianto, Kepala Desa Sukawangi – Puncak Dua Bogor mulai ambil tindakan. Tujuannya ialah agar perekonomian warga bangkit di desa agraris beriklim sejuk dan indah tersebut. Sebagai sosok yang berlatar belakang pengusaha, tampaknya pas, bila Dia memainkan peran sebagai manajer pembangunan di desanya.

H. Budianto, Kades Sukawangi Puncak Dua Bogor

Disebut bangkit, bukan berarti selama ini dunia usaha (agribisnis) Sukawangi tertidur, tapi bergerak lamban. Warga terbantu dengan kondisi alam yang bersahabat dan tanah yang subur, namun belum terkelola secara maksimal. Selain itu –seperti sering diberitakan media ini– umumnya petani Puncak Dua (khususnya Sukawangi) belum sepenuhnya memahami usaha tani. Tak jarang mereka menyerah pada kenyataan pasar.

“Untuk itu, kita akan benahi bertahap,” ungkap Budianto saat ditemui GI di sela kesibukan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Desa Sukawangi kemaren (08/10).

Desa Agraris

Seorang tokoh nasional pernah berujar; “Prestasi seorang pemimpin daerah salah-satunya dapat dilihat dari sejauhmana dia sadar dan paham akan potensi daerah yang dikelolanya”. Dan, jelas, desa-desa di jalur Puncak Dua memiliki keunggulan (comparative advantage) di bidang pertanian (agribisnis) serta ekowisata.

“Kita sudah mulai mendata potensi-potensi itu, karena kondisi daerah kita cukup beragam (iklim pegunungan, dan dataran menengah –red),” ucap Budi. Ditambahkannya bahwa di Desa Sukawangi yang sangat luas, ada potensi hortikultura (sayuran), padi sawah, perkebunan (tanaman industri), perikanan dan peternakan. Keunggulan lain ialah, kawasan ini berada tidak jauh dari pasar dan kota-kota, seperti Jakarta, Bogor, Karawang dan Bekasi.

Tentunya, dunia usaha Desa Sukawangi harus mampu bersaing dengan daerah lain karena lokasinya yang dekat dengan pasar. Diharapkan pula, bisnis pariwisata di kawasan ini bisa berdampingan dengan pertanian, atau tercipta perpaduan antara keindahan alam dengan kegiatan usaha tani warga (agrowisata).

Beberapa upaya terobosan yang tengah dirancang Budianto saat ini diharapkan dapat menjadi ‘angin segar’ dan semangat baru bagi desa tesebut. Diantaranya ialah desain sentra produksi serai wangi (sereh wangi/ citronella grass) di Kampung Cinangsi, pemberdayaan Gapoktan dalam pemasaran dan pemodalan usaha tani (KUR Tani Mandiri) untuk petani sayuran di Kampung Arca, serta upaya pengembangan padi sawah di Kampung Ciawi.

“Kita bangun beberapa infratruktur, terutama jalan desa, untuk mendukung agar kegiatan usaha tani berjalan lancar dan mengurangi biaya pengangkutan. Itu kita lakukan bertahap sesuai dana yang ada,” ungkapnya.

Kepala Desa Sukawangi itu pun menambahkan, bahwa pihaknya tengah berupaya melobby beberapa pihak untuk bekerjasama dalam pengembangan usaha perikanan warga di sejumlah lokasi yang cocok.

“Semuanya dilakukan dengan diawali pendataan, agar jelas dan terukur. Kita membangun bertahap. Doakan semoga berhasil,” ucap Budianto kepada GI sore kemaren (Jum’at 08/10).

***Riz***  

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *