Banyak kisah tentang obyek wisata ini. Sekedar dongeng kah? Namun yang jelas, Telaga Warna cukup menggugah rasa …
PERNAH suatu ketika GI masuk ke areal ini. Namanya ‘Telaga Warna” di Kawasan Puncak -Bogor. Kunjungan itu sebenarnya tidak sengaja.
Namun karena macet, lelah antri, akhirnya jip dibelokkan ke lokasi wisata itu. Dari hal tak sengaja inilah artikel ini berkisah.
Sepintas, kesan pertama pas sampai di lokasi, sama seperti layaknya setu (telaga) lain yang pernah dikunjungi GI. Air telaga tenang, dan tampak beberapa pengunjung sedang bersantai, serta pedagang asongan menawarkan camilan.
Namun ada yang lebih. Di sini hutannya masih rimbun. Belantara rimba. Sejuknya udara pegunungan begitu terasa.
Lalu, ada hal lain. Di sini pengunjung harus berhati-hati (waspada) dengan kawanan monyet.
Di Telaga Warna jumlahnya cukup banyak, dan sangat berani untuk mendekat. Primata itu tak jarang menghampiri pengunjung, mungkin berharap mendapat makanan.
Terkadang monyet-monyet itu nekad menjambret barang bawaan, seperti tas, dompet atau kantong plastik yang ditenteng pengunjung. Maka perlu hati-hati, apalagi meletakkan bawaan tanpa pengawasan.
Titik 0 Ciliwung
Objek wisata ini berada di lokasi perkebunan Teh PTP VII Gunung Mas. Selain dilatarbelakangi rimbunnya hutan, tak jauh dari telaga terdapat persawahan dan perkampungan penduduk, dengan gunung yang menjulang tinggi. Di sini terdapat pangkal sungai kecil (mata air), yang disebut ‘Titik Nol Ciliwung’.
Mengutip Wikipedia, kawasan Telaga Warna merupakan bagian dari Kawasan Cagar Alam Hutan Gunung Mega Mendung dan Hutan Gunung Hambalang. Namun ada pula yang menyebut; bahwa jajaran perbukitan yang dibaliknya adalah kawasan Puncak Dua itu sebagai ‘Gunung Kencana’.
GI pernah menapaki rimba dan perbukitan kawasan itu, saat terlibat evakuasi rekan-rekan dalam kompetisi off-road 4×4 Gunung Kencana. Saat itu GI pun mampir di Telaga Warna.
Dulu, menurut cerita segelintir warga di Kampung Arca – Puncak Dua, pernah seorang sakti menyelam di Telaga Warna, lalu muncul di Rawa Gede, yakni sebuah setu di kawasan Puncak Dua. Apa iya… atau sekedar dongeng?
Entahlah… Yang jelas, panorama di obyek ekowisata ini sungguh menggugah, dan menenangkan hati.
**Riz**
No comment