Pisang Langka: Lampeneng, Genderuwo, Tongka Langit

Beragam jenis pisang terdapat di negeri ini. Berikut ini GI rangkumkan dari berbgai sumber beberapa jenis pisang langka di Indonesia.

INDONESIA merupakan salah satu pusat keanekaragaman pisang. Salah-satunya adalah pisang lampeneng. Pisang khas Bogor ini terbilang langka.

Karateristiknya mirip dengan pisang tanduk, baik dari tampilan pohon maupun buahnya. Namun perbedaannya, ketika buah muda kulitnya berwarna hijau muda tidak pekat.

Pisang Lampeneng

Pisang lampeneng memiliki cita rasa manis dan wangi yang khas. Kalau sudah matang warnanya kuning, sama seperti pisang lainnya. Hanya saja pisang lampengen ini alot dibagian tangkainya, jadi agak sulit ketika dipatahkan.

Ada lagi pisang genderuwo. Buah ini nama aslinya pisang potho merah. Konon merupakan pisang asli Yogyakarta. Warna batangnya semu merah gelap. Buah ini kini sangat jarang ditemui di pasaran. Tidak banyak publikasi tentang pisang yang satu ini.

Pisang Genderuwo

Pisang Tongka Langit

Ini pisang endemik di daerah Maluku dan Papua itu. Berdasarkan sejumlah pubilkasi, kandungan gizi pisang ini cukup tinggi, hingga para ilmuan menyebutnya buah tersehat Indonesia.

Daging Pisang Tongka Langit berwarna oranye. Karena mengandung betakaroten yang sangat tinggi.

Betakaroten merupakan zat kaya vitamin A yang jamak dijumpai pada wortel. Adapun pada Pisang Tongka Langit kandungannya mencapai sekitar 4960 µg betakaroten/100 gram. Artinya, hanya dengan mengonsumsi 250 gram pisang tongka langit, kebutuhan akan vitamin A perhari seseorang akan terpenuhi.

Di Maluku sendiri,  tidak semua daerah bisa ditumbuhi pisang jenis ini. Pisang Tongka Langit biasanya hanya tumbuh subur di Pulau Saparua, Seram, Ambon, Nusa Laut dan Haruku. Di Pulau Seram contohnya, bisa dilihat pisang ini tumbuh subur di jalan menuju kawasan wisata Ora.

Pisang Tongka Langit

Di luar negeri, orang lebih mengenal pisang ini dengan sebutan Fe’i Banana. Pisang ini juga bisa ditemukan di Kepulauan Salomon, Papua New Guinea (PNG), Fiji dan beberapa negeri mikronesia lainnya.

***Riz***

Redaksi Green Indonesia