Sistem budidaya gembili (sebutan lokal kumbili) sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat Suku Kanum karena mempunyai nilai budaya, yaitu sebagai ‘mas kawin’ serta pelengkap pada upacara adat. Oleh karena itu, bagi Suku Kanum budidaya gembili merupakan suatu keharusan.
Kanum adalah salah-satu suku lokal Kabupaten Merauke. Wilayahnya terletak di kawasan Balai Taman Nasional Wasur dan masuk dalam pemerintahan Distrik Sota, yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Papua New Guenea. Sumber mata pencaharian masyarakat suku Kanum adalah meramu hasil alam, berburu binatang seperti babi hutan, rusa, atau kangguru, serta menangkap ikan di rawa-rawa.
Suku Kanum juga terbiasa berkebun. Bercocok tanam bagi Suku Kanum merupakan suatu ritual adat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka. Salah satu komoditas yang di budidayakan oleh Suku Kanum adalah kumbili atau gembili.
Gembili adalah satu jenis umbi-umbian yang menjadi sumber pangan lokal turun temurun dari nenek moyang mereka. Gembili tidak dapat lepas dari kehidupan masyarakat Suku Kanum karena mengandung nilai budaya yang tinggi.
Sistem budidaya gembili (sebutan lokal kumbili) sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat Suku Kanum karena mempunyai nilai budaya, yaitu sebagai ‘mas kawin’ serta pelengkap pada upacara adat. Oleh karena itu, bagi Suku Kanum budidaya gembili merupakan suatu keharusan.
Proses budidayanya masih bersifat tradisional, dimana masyarakat masih berpatokan dengan nilai-nilai adat istiadat yang masih dipegang erat oleh masyarakat Suku kanum.
Dalam bercocok tanam, masyarakat wajib melaksanakan beberapa kegiatan prosesi adat sebelum memulai proses budidaya. Kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh masyarakat yaitu ‘bakar batu’. Kegiatan tersebuat wajib dilakukan oleh setiap kepala keluarga yang akan melakukan budidaya gumbili tanpa melihat skala usaha tani.***
***Unt/ Riz***
No comment