Melihat hewan langka yang dilindungi dunia merupakan suatu keberuntungan. Apalagi dapat menyaksikan hewan tersebut pada habitat aslinya, tentu lebih special rasanya. Bentuk yang unik dan perilaku khas satwa dilindungi di alam bebas begitu menarik untuk diperhatikan.
Salah satu hewan dilindungi yang relatif mudah disaksikan di alam bebas adalah bekantan atau Nasalis larvatus. Satwa ini perawakannya unik. Tinggal di Indonesia tapi hidungnya mancung dan besar. Warnanya kuning – coklat terang sampai coklat.
Bekantan tinggal di hutan Kalimantan dan menjadi tujuan riset dari dalam dan luar negeri. Perilaku, bentuk dan jenis makanannya banyak dijadikan objek penelitian. Keahliannya bergelayutan di dahan yang kecil padahal badannya besar menjadi salah satu pemandangan istimewa di tengah hutan.
Sebaran Bekantan
Hewan unik ini sudah menjadi perhatian nasional dan internasional. Untuk itu, pada tahun 1999, Indonesia memasukkan bekantan sebagai hewan dilindunngi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Selanjutnya untuk lebih operasional tahun 2018 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengeluarkan Peraturan Menteri LHK Nomor 20 tahun 2018 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Pada tahun 2018 juga dikeluarkan Permen LHK Nomor 106 tahun 2018 tentang perubahan atas Permen LHK Nomor 20 tahun 2018. Pada semua kebijakan ini, bekantan masuk dalam daftar satwa yang dilindungi.
Bekantan secara umum tersebar di seluruh Kalimantan. Habitat utama bekantan berada pada hutan rawa, gambut dan hutan mangrove. Umumnya bekantan lebih mudah dimukan di tepi sungai dan hewan ini termasuk ahli berenang, sehingga tidak heran jika sering dijumpai di tepi sungai karena mereka tidak taku jatuh ke sungai. Bekantan dikenal masyarakat dengan beberapa sebutan seperti monyet Belanda, monyet hidung panjang atau monyet bule.
Bekantan dapat kita jumpai di Provinsi Kalimantan Barat pada beberapa kabupaten sepeti Kabupaten Kubu Raya, Ketapang dan Sambas. Di Kalimantan Tengah dijumpai pada Kabupaten Katingan dan di Taman Nasional Tanjung Putting. Bekantan juga tersebar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Di Provinsi Kalimantan Selatan bekantan banyak ditemukan pada berbagai hutan rawa gambut dan mangrove. Tidak heran sejak tahun 2015, bekantan sudah dijadikan sebagai maskot Provinsi Kalimantan Selatan.
Melihat Bekantan Shopping
Untuk melihat bekantan pada habitat aslinya relatif mudah karena hewan ini beraktivitas pada pagi – sore hari. Kayak manusia. Malam hari digunakannya untuk istirahat. Bekantan banyak beraktivitas pada pohon – pohon di sekitar sungai. Hal ini terkait dengan sumber pakannya berupa pucuk daun muda dan buah – buahan di sekitar sungai atau rawa. Mereka umumnya mencari makan dan bermain berkelompok.
Di tepi sungai berhutan mangrove di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, bekantan mudah ditemukan. Bekantan umumnya sudah terbiasa melihat aktivitas manusia. Termasuk melihat manusia menggunakan speed boat sehingga ketika kita hadir dalam jarak sekitar 10 meter, bekantan tidak takut – lari. Dari jarak sekitar 10 meter, bekantan masih bisa difoto dan mereka tidak terganggu.
Pohon mangrove jenis Avicennia alba dan Sonneratia alba merupakan beberapa jenis pohon yang disenangi oleh bekantan. Saat kami ke lapangan di Kabupaten Katingan, kami menjumpai segerombolan bekantan sedang bermain dan mencari makan di pohon Sonneratia alba. Aktivitas utama bekantan saat kami amati sedang mencari daun – daun muda dan buah untuk makan sore hari. Mungkin Bahasa gaul sekarang mereka sedang shopping hehehe. Jadi, kalau ingin melihat bekantan di habitat aslinya, salah satu pilihannya adalah di hutan mangrove di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
*** MRi ***
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
- Agribisnis
- Editorial
- Ekowisata
- Flora dan Fauna
- Fokus
- Green energi
- Green lifestyle
- Herbal
- Iptek
- Karir
- Maritim
- Mitigasi dan adaptasi
- Nusantara
- Opini
- Pengumuman
- Plasma Nutfah
- REDD & Karbon
- Sawit
- Sertifikasi
- Uncategorized
No comment