GIS merupakan tim yang pertama bekerja dalam Carbon Accounting. Tahapannya kerjanya mulai dari memastikan batas areal, penentuan titik plot dan sebagainya.
DALAM pengukuran karbon atau pembuatan DRAM di sebuah kawasan hutan atau lahan, kerja sama tim sangat menentukan keberhasilan. Semua berperan penting. Salah-satunya ialah Tim GIS.
Jika si ‘mata langit’ ini kurang hati-hati apalagi salah dalam memetakan lokasi serta titik plot yang akan disurvey, maka bukan tidak mungkin, akan memberikan hasil akhir yang tidak akurat, bahkan bisa kesalahan ‘fatal’. Untuk itu, pengetahuan tentang GIS pun perlu diberikan kepada calon penghitung carbon.
Untuk itu, pada kegiatan Carbon Accounnting Training (CAT) yang digelar oleh IP bersama PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL), materi tentang pemetaan hutan dan GIS pun tak luput disajikan. “Kami adalah tim yang pertama berperan, atau turun ke lapangan, sebelum tim lain bergerak,” tutur Ajis Saidul Hamzah – GIS Expert CKL.
Citra, Peta & Data
Memang, GIS merupakan tim yang pertama bekerja dalam Carbon Accounting. Tahapannya kerjanya yang pertama adalah memastikan batas areal. “Dalam hal ini jangan sampai polygon area tidak sesuai dengan legalitas,” tegas Ajis di hadapan 42 orang peserta training jelang sore di hari terakhir.
Peran dan tahapan kerja Tim GIS berikutnya ialah mempersiapkan citra, peta, dan data pendukung, serta pengolahan awal citra. Tim ini juga membuat klasifikasi secara visual dan/atau otomatis yang kemudian diperlukan pada tahap berikutnya aktifitas pengukuran karbon.
Banyak peran penting lainnya dari profesi pemetaan dan GIS. Diantaranya pengujian akurasi klasifikasi peta penutupan lahan. GIS pun berperan penting agar tidak terjadi kesalahan peta kerja dan meminimalkan resiko bagi tim selanjunya di lapangan.
“Dari hasil kerja Tim GIS, para penghitung karbon dan surveyor mendapatkan arahan, berapa jumlah plot serta titik posisinya,” jelas Ajis.
(Alya/Riz)
No comment