Menanam Mangrove di Muara Gembong

SEAMEO Biotrop, ICMI, DPP HA, IPB dan HMI kembali gelar penanaman magrove

INILAH kepedulian dalam menjaga dan mendorong perubahan iklim agar kembali membaik. Kegiatan ini dilaksanakan di Pantai Muara Gembong, Kabupaten  Bekasi pada 22 Oktober 2023.  Kegiatan itu dilaksakan dengan semangat oleh para anak muda yang bersar dari HMI Bekasi sebanyak 60 orang. Berbagai pihak lain yang perduli terhadap isu perubahan iklim pun turut serta.

Semangat dalam melaksanakan penanaman juga semakin bertambah setelah mendapatkan arahan dari Sang Mentor sekaligus pakar yang bergerak dalam isu perubahan iklim. Dialah Dr. Zulhamsyah, Direktur SEAMEO BIOTROP.

Lalu mengapa biotrop sangat concern dalam penanaman mangrove? Menurut Zulhamsyah, kegiatan penanaman mangrove ini dikarenakan biotrop memang fokus terhadap tropical biologi, mulai  dari pegunungan (dataran tinggi) hingga ke perairan pantai.

“Salah satu urgensi penanaman mangrove ini yaitu letak dari pentingnya aksi kita menyelamatkan biodiversity mangrove karena mangrove memiliki peran penting dalam penyerapan karbon” ujarnya.

Dr. Zulhamsyah Imran atau yang sering disapa Zulham ini menyampaikan bagaimana tatacara dalam melakukan penanaman sekaligus sekaligus memperkenalkan beberapa jenis tanaman mangrove.

Semua Harus Peduli

Dalam paparannya, Sulham juga menjelaskan, bagaimana pentingnya melakukan penanaman mangrove ini dimulai dari kesadaran para pihak, termasuk anak muda. Semua harus  bergerak nyata dalam melakukan penanaman.

“Kegiatan ini sangat menarik, bahkan kalua bisa semua  Cabang HMI yang berada dipesisir seperti  bekasi ini, Cirebon, Indramayu, banten dll. Melakukan aksi penanaman mangrove seperti ini itu akan lebih baik,” ujar zulham.

Pada kesempatan itu, Zulham juga memaparkan jarak tanam dan jenis-jenis bibit mangrove yang sering ditanam. Dijelaskannya, bahwa menanam mangrove itu, juga ada jarak tanamnya. Bisa 1×1, 2×2, atau 3×3 meter. Beberapa jenis mangrove yang sering ditaman meliputi  jenis  Avecenia (Api-api) dan Rhizophora (Bakau). 

Selain itu, zulham juga menjelaskan etika dalam melakukan penamanan, dan menggunakan bibit dalam polybag. “Karena jangan sampai niatnya peduli iklim malah menambah pencemaran iklim,” ucapnya.

Dalam paparanya, Zulham menjelaskan, bahwa ada dua jenis polybag. Diantaranya  polybag composite dan non-composite. Jika bibit diletakkan pada polybag composite itu boleh langsung ditaman karena akan mudah terurai.

Namun jika tidak menggunakan polybag composite itu polybagnya harus dilepas dari bibit mangrovenya. Karena dikhawatirkan akan menjadi pencemaran mikroplastik dan makroplastik yang justru merusak lingkungan dan ekosistem mangrove. ***

Fuji Ardi Kartono

Redaksi Green Indonesia