Melati Kosta: Si Cantik yang Berbahaya

Oleh:Melisnawati H. Angio, Esti Endah Ariyanti, Deden Mudiana*)

Selain indah dan memiliki senyawa kimia yang berpotensi baik bagi tubuh, tumbuhan ini juga mengandung alkaloid yang sangat beracun yang disebut “Manacine”.

DIA cantik, tapi kita perlu hati-hati. Namanya Brunfelsia uniflora (Pohl) D.Don atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama “melati kosta”. Ada juga yang menyebutnya “Melati mentomori”, dan di kalangan Internasional dikenal sebagai “Manaca.

Tanaman hias ini sejatinya lebih berkerabat dekat dengan tanaman terung dibandingkan dengan melati. Secara ilmiah, tanaman terung dan tanaman melati kosta masih masuk dalam satu suku atau keluarga yang sama yaitu suku Solanaceae atau suku terung-terungan. Namun masyarakat luas menjuluki tanaman ini sebagai melati karena memiliki penampakan dan wangi semerbak kala mekar yang mirip seperti wangi bunga melati.

Perawatan Mudah

Meski sudah mulai dikenal dikalangan para pencinta tanaman hias, namun belum banyak yang mengetahui, jika tanaman ini bukan merupakan tanaman hias asli Indonesia.

Dilansir dari website tanaman Powo (Plants of The World Online), melati kosta merupakan tanaman asli dari kawasan Amerika Selatan tepatnya dari negara Argentina dan Brasil yang penyebarannya sampai ke Indonesia. Untuk mengenali tanaman ini cukup mudah, karena tanaman ini gampang dikenali dengan penciri bunga yang berbeda, yakni memiliki bunga warna ungu dan warna putih dalam satu cabang dan bisa berubah-ubah.

Oleh karena itu tanaman ini juga dikenal sebagai bunga yesterday, today and tomorrow. Julukan ini sesuai dengan perubahan warna bunga yang ketika mekar berwarna ungu dan seiring waktu akan pudar berubah warna menjadi pink, kemudian warna putih dan akhirnya akan gugur.

Selain dari warna bunga, tanaman melati kosta bisa dikenali dengan perawakannya yang berupa semak dengan tinggi tidak lebih dari dua meter yang ketika mekar penuh maka tanaman ini akan dipenuhi oleh serangga seperti kupu-kupu yang tertarik dengan aroma wangi yang dikeluarkan oleh bunga melati kosta.

Untuk perawatan tanaman ini cukup mudah karena tanaman ini tumbuh subur pada ketinggian di bawah 1400 mdpl, tahan cuaca panas dan ketika dipangkas akan bisa tumbuh lagi. Selain itu tanaman ini bisa diperbanyak dengan beragam cara, baik melalui biji, cangkok maupun stek.

Berkhasiat

Penampakan yang sedap dipandang dengan wangi semerbak. Ternyata bukan hanya itu saja yang menjadi daya tarik dari tanaman melati kosta. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Melanie. dkk. pada tahun 2023 dari Universitas Kristen Satya Wacana, ternyata ekstrak daun dan batang Melati kosta memiliki kandungan senyawa kuersetin.

Dikatakan bahwa senyawa kuersetin berpotensi untuk dikembangkan dan diaplikasikan untuk perlindungan terhadap berbagai penyakit seperti osteoporosis, kanker paru-paru, dan penyakit kardiovaskular.

Selain itu, beberapa rujukan menyebutkan, jika penggunaan melati kosta sebagai obat tradisional yang sudah lama men-tradisi di wilayah Amazon. Bagian daun dan akar Melati kosta dianggap memiliki khasiat sebagai antibengkak dan antiradang, karena kandungan senyawa kimia seperti saponin, polifenol dan kardenolin.

Senyawa lainnya seperti Scopoletin yang terkandung pada akar, dikenal baik sebagai senyawa kimia yang berkhasiat sebagai analgesic, antiradang, anti bakteri, anti tumor, pencegah kanker dan meredakan kejang otot.

Manfaat lainnya diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sugauara dkk. (2020) di Brazil yang membuktikan bahwa jenis tanaman ini mengandung beberapa senyawa yang dapat mengendalikan pertumbuhan larva nyamuk Aedes aegypti; seperti diketahui jenis nyamuk ini merupakan pembawa virus penyakit demam berdarah.

Bukan hanya itu saja, tanaman Melati kosta juga dianggap sebagai tanaman suci dan spiritual yang digunakan oleh  shaman (dukun) suku Amazon untuk ritual mengusir nasib buruk.

Mengandung Racun

Namun hati-hati, karena dibalik keindahan dan sederet potensi yang yahud, tersimpan bahaya racun yang cukup mematikan.

Dilansir dari berbagai sumber, ternyata Melati kosta selain memiliki senyawa kimia yang berpotensi baik bagi tubuh, juga mengandung alkaloid yang sangat beracun yang disebut “Manacine”. Bahayanya lagi senyawa manacine ini terkandung pada seluruh bagian tanaman melati kosta.

Oleh karena itu pada beberapa suku, ekstrak akar dari tanaman ini digunakan sebagai pengoles bahan racun pada anak panah karena bisa menyebabkan gangguan motorik sampai bisa menyebabkan kematian. Para petani di Brazil juga melaporkan jika hewan ternak mengalami serangan sakit perut yang dahsyat setelah mengkonsumsi tanaman melati kosta.

Maka, alangkah baiknya, jika memang tertarik untuk membudidayakan tanaman ini, cukup dijadikan sebagai tanaman hias. Itupun perlu pengawasan khusus jika memiliki hewan peliharaan dan anak kecil. Pasalnya, meski memiliki banyak kandungan senyawa baik, namun menjadikan tanaman sebagai bahan obat tanpa pengetahun yang cukup disertai takaran yang kurang tepat bisa beresiko. Bukan manfaat yang didapat, malah  ancaman bahaya bagi tubuh sendiri.

*) Periset di Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan ― BRIN.

Redaksi Green Indonesia