Brayo adalah sebutan mangrove di kawasan pesisir utara Pulau Jawa. Nama lain dari mangrove ini adalah pohon api-api. Buah dan daunnya, selain dapat diolah menjadi penganan juga berkhasiat untuk kesehatan.
RASANYA yang sedikit manis dan agak pahit, mempunyai kekhasan tersendiri. Di daerah pesisir Pulau Jawa, buah yang disebut brayo ini sudah lama dikonsumsi masyarakat. Buah yang berkulit tipis ini, jika direbus, akan menjadi empuk dan membuat sensasi tersendiri di lidah.
Seperti dimuat dalam wikipedia, bahwa buah dari pohon api-api yang dikenal dengan nama “Brayo” tersebut, sejak dulu telah dicari orang dan diperjualbelikan sebagai makanan. Buah kecil-kecil dari tanaman yang tumbuh sipinggir laut ini mempunyai penggemar tersendiri. Setelah direbus tiga jam dan diganti airnya berkali-kali, buah brayo ini bisa dimakan sebagai camilan tambahan dengan diberikan parutan kelapa.
Tidak hanya buahnya, daun tumbuhan mangrove atau pohon api-api ini ternyata tak kalah lezat jika diolah menjadi keripik.
Keripik daun brayo mengandung tanin. Seperti dipublikasikan dalam mangrovemagz.com, bahwa tanin sendiri, sebenarnya adalah zat pertahanan diri api-api dari air garam laut yang masuk bebas ke dalam tubuhnya. Mungkin, bercampurnya tanin dengan zat-zat lain yang ada di tubuh api-api inilah, yang pada akhirnya membuat sensasi asam di lidah.
Mangrove Api-api
Menurut Dr. Dadan Mulyana, Ahli Mangrove dari IPB University, Brayo dan Api-api adalah dua nama yang sama untuk jenis mangrove tertentu, yakni avicinia. “Brayo adalah istilah bagi orang pesisir utara Jawa, terutamanya di Karawang, untuk buah Api-api,” ungkapnya kepada GI.
Dikatakannya, cukup banyak manfaat yang belum diketahui orang soal manfaat mangrove. Khasiat tumbuhan pesisir tersebut tidak bisa dipandang remeh, salah-satunya ialah mampu meningkatkan vitalitas kaum Adam.
***Riz***
No comment