Konservasi Iron Wood dan Emas Hijau

Sejak September 2018, Pengurus DPP Himpunan Alumni IPB mulai menggalakkan konservasi pohon langak nusantara. Kesadaran untuk terlibat dalam konservasi pohon langka ini semakin penting karena pada habitat aslinya, sudah banyak pohon asli Indonesia yang sulit dijumpai. Melakukan konservasi diluar habitat aslinya merupakan salah satu pilihan tepat. Pohon langka yang ditanam bervariasi, dari tanaman asli sumatera hingga Papua.

Menurut Dr. Zulhamsyah Imran – Direktur SEAMEO BIOTROP, “Konservasi pohon langka nusantara ini memiliki berbagai tujuan penting. Selain untuk menjaga khasanah biodiversity Indonesia, kegiatan ini juga bertujuan sebagai media edukasi bagi parapihak bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang mengagumkan”.

Pada tahun 2019 penanaman Pohon langka ini telah dilakukan Bersama antara Rektor IPB, Rektor Wageningen University and Research, Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan dan berbagai Lembaga swadaya masyarakat. Pada tahun 2019, Rektor Wageningen University and Research, Prof. Arthur Mol menanam pohon rasamala atau Altingia excelsa.

Pohon rasamala tumbuh secara alami di Jawa Barat. Masyakat banyak menggunakan getah rasamala untuk campuran pewangi ruangan. Menurut beberapa penelitian daun rasamala juga dapat digunakan sebagai obat batuk. Keunikan lain dari pohon rasamala, pada habitat aslinya di hutan, pohon ini dimanfaatkan lebih dari 30 jenis burung dan Owa Jawa memilih pohon rasamala sebagai tempat untuk berinteraksi.

Lebih lanjut, Dr. Zulhamsyah Imran menjelaskan, “Monitoeng tanaman pohon langka ini merupakan kelanjutan dan ingin memastikan persentase hidup pohon langka yang kita tanam sejak tahun 2018. Ternyata persentase hidupnya sangat tinggi, diatas 85%. Selanjutnya yang mati akan kita sulam dan nanti kita beri label sehingga dapat menjadi media edukasi bagi mahasiswa di IPB”.

Lebih jauh Zulhamsyah menerangkan, “Penyelamatan pohon langka ini menjadi kewajiban kita untuk generasi mendatang. Pohon langka yang kita tanam merupakan pohon yang berumur Panjang dan penyerapan emisi CO2e jenis – jenis ini termasuk sangat bagus. Untuk itu konservasi pohon langka ini tepat digunakan sebagai pilihan dalam rangka penyerapan emisi di perkotaan”.

Selain rasamala yang berasal dari Jawa Barat, pohon yang ditanaman adalah pohon langka dari Kalimantan yaitu pohon ulin atau Eusideroxylon zwageri. Pohon ini sangat digemari oleh masyarakat nasional dan internasional selain karena kekuatannya kelas satu, kuat dan awet dari serangan organisme perusak kayu, juga karena kayu ulin memiliki corak yang indah. Karena kekuatannya yang sangat kuat, kayu ini sering disebut sebagai kayu besi atau iron wood.

Jenis lain yang ditanam di IPB adalah pohon langka dari Sulawesi yaitu pohon eboni. Pohon eboni atau yang dikenal dengan nama Diospyros celebica merupakan pohon endemik Sulawesi. Kayu eboni merupakan salah satu jenis yang paling digemari oleh komunitas internasional yang mengenal kualitas kayu. Kayu ini terkenal kualitasnya dan seirng disebut sebagai kayu mewah atau fancy wood.

Pohon eboni disukai seperti ulin karena kekuatan, kelas awet dan juga coraknya yang sangat indah. Coraknya berwarna hitam kecoklatan dan memiliki kesan raba yang halus. Hanya butuh sedikit sentuhan akan menghasilkan permukaan yang halus.

Jenis ini termasuk yang diburu oleh kolektor kayu di dunia. Pada komunitas kelas atas, kayu eboni dikenal sebagai pertanda status sosial bergengsi karena keindahan dan harganya yang tinggi. Karena harganya yang tinggi ini pula, maka pada habitat aslinya di Sulawesi banyak dicari oleh illegal logger untuk dijual.

Di pasaran internasional kayu eboni harganya sekitar 30 juta permeter kubik tahun 2018. Tahun 2021 tentu lebih mahal lagi. Nilai kayu eboni yang mahal membuat kayu ini sering dijuluki sebagai emas hijau atau pohon hijau emas.

“Terlepas dari nilai ekonomi emas hijau, yang lebih penting, kegiatan konservasi pohon langka nusantara yang kita dilakukan ini sebagai wujud kepedulian kita dalam menjaga biodiversity Indonesia. Negara Indonesia boleh tertinggal dalam teknologi dari bangsa lain, tapi dalam kekayaan keanekaragaman hayati, Indonesia boleh berbangga karena  negara kita begitu kaya. Untuk itu mari kita lestarikan pohon langka nusantara tempat hidupnya begitu banyak burung dan fauna lainnya” pungkas Zulhamsyah Imran.

***MRi***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *