Pekan lalu, PKSPL IPB menggelar Blue Carbon Accounting Training. Selain di ruang kelas, juga dilengkapi dengan praktek langsung di pesisir Kepulauan Seribu. Selain itu banyak hal lain yang dilakukan bersama masyarakat pesisir terkait mitigasi perubahan iklim.
DIKATAKAN oleh Dr. Arsyad Al Amin, Kadiv. Pengembangan Masyarakat, Kelembagaan dan Kebijakan PKSPL IPB, bahwa kegiatan ini adalah yang kedua kalinya digelar oleh lembaga tersebut.
“Blue Carbon Accounting Training ini merupakan wujud kontribusi kita dalam mendukung upaya pencapaian target penurunan emisi karbon nasional (NDC) yang telah dicanangkan pemerintah,” tutur Arsyad saat diwawancarai GI di Pantai Perawan – Pulau Pari, Jakarta Kamis (09/02).
Lebih jauh Arsyad menjelaskan bahwa upaya peningkatan pengetahuan SDM terkait penghitungan karbon, terutama blue carbon, masih perlu terus ditingkatkan. Alasannya, karbon pesisir dan laut (blue carbon) merupakan sesuatu yang baru di Indonesia, dan masih sedikit para pihak yang memahaminya.
“Padahal kita adalah negara maritim (laut dan kepulauan), dimana lautan kita sangat luas dan memiliki kekayaan ekosistem yang luar biasa, terkait di dalamnya soal blue carbon,” tutur Arsyad.
Sangat Menantang
Menurut Arsyad, bahwa pihaknya (PKPL IPB) merasa tertantang untuk melakukan berbagai hal, karena isu blue carbon hingga kini memang masih merupakan isu baru. Untuk itu, selain pelatihan pihaknya juga giat melakukan kegiatan terkait lainnya, seperti FGD, Capacity building dan sebagainya dengan berbagai pihak dan di sejumlah daerah.
Ditambahkannya, bahwa isu blue carbon kian mencuat seiring dengan isu perubahan iklim (climate change). “Laut dan pesisir adalah bentang alam yang paling merasakan dampaknya, seperti naiknya permukaan laut akibat pemanasan global, abrasi pantai dan musibah banjir robb yang melanda perkampungan nelayan. Contohnya lihat saja di pesisir Kota Semarang, Indramayu (Pantura) Jakarta dan sebagainya,” ungkapnya.
Untuk itu PKSPL IPB sejak jauh hari telah berupaya mendorong masyarakat pesisir secara bersama-sama melakukan restorasi pesisir. “Di beberapa tempat kita bersama masyarakat pantai melakukan upaya pelestarian serta penghijauan kembali, termasuk dengan penanaman mangrove dan pelestarian ekosistem lamun. Dan tidak sedikit diantaranya telah berhasil,” jelas Arsyad.
“Dan itu semua, selain terkait blue carbon, adalah merupakan upaya mitigasi, termasuk dalam menyikapi perubahan iklim,” tambahnya.
***Riz***