Pertamina Foundation dan Sucofindo gelar pelatihan terkait perubahan iklim dalam rangka pencapaian target Ndc Indonesia bersama PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL).
ANCAMAN perubahan iklim makin menakutkan. Diantaranya gelombang panas di sejumlah tempat di Eropa yang merenggut nyawa ribuan manusia. WHO melaporkan telah terjadi kematian yang mengerikan akibat suhu ekstrim di Portugal dan Spanyol yang mengakibatkan 1.700 orang meninggal dunia di kledua negara tersebut. Disamping itu dilaporkan pula bahwa Amerika telah mengeluarkan ancaman akan menghentikan ekspor almond akibat kekeringan yang melanda California.
Perlu diketahui juga bahwa, di Indonesia pun telah terjadi berbagai kerusakan akibat perubahan iklim (PI). Pada tahun 2021 lalu, dari 5.402 bencana alam di republik ini, 75% diantaranya diakibatkan oleh perubahan iklim, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, gelombang panas dan karhutla.
Kejadian yang mengerikan itu disampaikan Muhammad Ridwan, Direktur PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL) dalam Pelatihan Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi (Mrv) Proyek Karbon Mangrove Sebagai Kontribusi Pertamina Foundation Terhadap Target Ndc Indonesia beberapa waktu lalu.
Tantangan PI
Dalam kegiatan yang diikuti oleh puluhan peserta dari Pertamina Foundation, Universitas Pertamina dan Sucofindo tersebut, Ridwan memaparkan berbagai tantangan global dalam menghadapi perubahan iklim (PI), peluang penurunan emisi, sumber dan lokasi emisi. Disamping itu Direktur PT. CKL tersebut juga menjelaskan kaitan antara pelaku, lokasi (lahan) serta berbagai sumber emisi.
“Beberapa ancaman mengerikan, baik di Indonesia maupun di negara lain akhir-akhir ini menjadi tantangan bagi berbagai pihak untuk percepatan implementasi penurunan emisi,” ungkap Muhammad Ridwan.
Ditambahkannya, bahwa pada saat ini emisi karbon [CO2] sudah mencapai 400 ppm dan kenaikan suhu global sudah mencapai 1oC. “Apabila kenaikan suhu bisa ditahan di bawah 1.5oC, maka risiko dan dampak perubahan iklim akan menurun secara signifikan,” ungkap Direktur PT. CKL itu.
PT. CKL adalah perusahaan berbasis ilmu pengetahuan (science) khususnya yang berkaitan dengan perubahan iklim dan pelestarian lingkungan. Perusahaan yang berkantor di Bogor itu sejak beberapa waktu terakhir ini giat melakukan kerjasama dan menjadi mitra bagi sejumlah perusahaan dalam pelatihan teknik penghitungan karbon, analisa dampak lingkungan (Amdal) dan sebagainya.
Dalam pelatihan tersebut Ridwan memaparkan berbagai jenis metodologi penurunan emisi serta tata cara penghitungan karbon. Dipaparkannya pula tentang nilai ekonomi karbon, blue carbon (mangrove) dan berbagai hal penting lainnya bagi dunia usaha, seperti Pertamina dan Sucofindo.
***Riz***
No comment