Ulah manusia juga. Terganggunya ekosistem – khususnya habitat buaya, perubahan cuaca, atau kebiasaan membuang sampah (sisa pemotongan hewan misalnya) ke sungai, mengundang buaya sering muncul di sekitar perkampungan.
INFO terbaru dari Pasaman Barat, Sumbar. Dalam beberapa hari terakhir warga di sekitar Kapar, tak jauh dari ibukota kabupaten tersebut diresahkan oleh kemunculan buaya di sebuah sungai.
Isu tersebut pun merabak di medsos. Salah-satunya yang diterima GI pagi ini (Selasa, 23/05), oleh seorang pengunggah dikabarkan bahwa hewan predator itu kerab manampakkan diri berjemur di pinggir sebuah sungai.
“Hati-hati anak kemenakan untuk tidak bermain di sekitar sungai…” kira-kira demikian tulis himbauan di medsos tersebut.
Mengapa Muncul
Seperti diketahui, Pasaman Barat dewasa ini tengah berkembang pesat. Pemukiman dan perkebunan kelapa sawit merebak, menggantikan kawasan hutan dan semak belukar, hingga pinggiran sungai-sungai dan lokasi rawa-rawa. Tentu saja, kondisi tersebut semakin berdampak pada ekosistem, termasuk habitat buaya.
Selain itu, menurut berbagai informasi di media massa, kemunculan buaya di bantaran sungai bisa jadi disebabkan kebiasaan warga membuang darah atau sisa pemotongan hewan ke sungai.
Atau bisa juga disebab air laut yang mendominasi sungai di sekitar muara akibat masuknya musim kemarau. Dengan demikian buaya bergerak menjauh dari muara.
Entahlah…… mana yang benar?
***Riz***