Ini sisi lain yang menarik perhatian GI saat berkunjung ke sebuah perusahaan perkebunan karet di Banten Selatan beberapa waktu lalu.
WALAU di tengah kemarau, halaman komplek perumahan dan Mes PT. Pandjiwaringin, sebuah perkebunan karet (anak perusahaan PT. Astra Agro Lestari/ AAL) di Desa Sukamanah, Malingping – Banten, tampak asri. Sejumlah pohon sawo besar nan rimbun memberi kesan teduh, begitu pula cemara laut yang kokoh menjulang.
Namun, setiap mata pasti akan tertuju pada bougenvil raksasa yang nyaris tanpa daun. Hanya bunga yang bejibun, dengan warna magenta hingga jingga. Tingginya mencapai 12 meter, memeluk kekarnya pohon cemara laut. Dua pohon itu memang tumbuh sangat berdekatan, bahkan akar dan bagian bawah pohon saling menempel.
Kesan tua dan renta terlihat di bagian pangkal batang bougenvil itu. Adanya rengkahan dan beberapa bongkahan (kanker) menambah eksotis-nya tanaman yang tak pernah berhenti berbunga tersebut.
Sudah banyak pedagang tanaman hias dan para penggemar pohon unik berdatangan dan menawarnya, namun pihak Pandjiwaringin tidak bergeming. “Kami tidak mau menjualnya,” tutur Sri Alam, Administratur (Adm) perusahaan perkebunan itu.
Ahli ekologi IPB, Dr. Dadan Mulyana, mengungkapkan; “Ini ibarat siksaan dibalas dengan keindahan.”
Zat Aleropati
Bougenvil yang tumbuh ‘menempel’ dengan cemara laut itu telah menderita selama bertahun-tahun, namun tetap bertahan hidup. “Seolah menolak mati, dia berusaha bertahan hidup, lalu mengeluarkan bunga yang indah dalam jumlah yang sangat banyak,” tutur Dosen IPB University yang juga salah-seorang Tim Ahli PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL) itu.
Ditambahkan Dadan, bahwa secara keilmuan, pohon cemara laut mengandung zat Aleropati. Zat tersebut bersifat menghalangi pertumbuhan pohon lain di sekitar pohon cemara laut. Maka tak heran, pada setiap pohon cemara laut, lokasi di sekitarnya selalu bersih, tanpa rumput atau pohon lain. Namun anehnya, bougenvil di halaman Mes Pandjiwaringin seolah tak bergeming, dan malah ‘memagut’ si cemara, sembari ‘menghamburkan’ bungga yang indah.
***Riz***