Biwa merupakan tanaman buah yang telah lama dikenal dan dikonsumsi oleh warga keturunan Tiongkok. Buah ini memiliki nilai gizi tinggi, dan mengandung senyawa amygdalin yang dikenal sebagai anti kanker.
TERNYATA belum habis cerita tentang plasma nutfah Nusantara. Masih ada saja jenis tumbuhan yang terbilang aneh alias langka ditemukan di berbagai daerah. Sebut saja Biwa misalnya.
Jangan tanya di toko atau supermarket. Buah ini sulit ditemukan bahkan di toko buah ternama sekalipun. Biwa termasuk buah langka.
Informasi mengenai tumbuhan Biwa ini belum banyak tercatat di Indonesia. Padahal tumbuhan ini ada di Indonesia. Bahkan masyarakat di dataran tinggi Sumatera Utara telah banyak yang membudidayakannya.
Buah ini memiliki nilai gizi tinggi, dan mengandung senyawa amygdalin yang dikenal sebagai anti kanker. Selain itu, daun Biwa digunakan untuk pengobatan tradisional masyarakat Tiongkok bagi sistem pernapasan dan pencernaan.
Tanaman Pagar
Tanaman biwa sangat cocok tumbuh di daerah dataran tinggi, salah satunya di Tanah Karo – Sumatera Utara. Tanaman ini sudah tidak asing bagi masyarakat di Kabupaten Karo karena banyak penduduk yang menanam tanaman biwa di halaman rumah dan lahan pertanian mereka sebagai tanaman pagar, namun bukan sebagai tanaman utama.
Biwa (Eriobotrya japonica Lindl.) adalah tanaman yang tumbuh di daerah subtropis dari famili Rosaceae, subfamili Maloideae.
Kaya Manfaat
Buah biwa berwarna kekuning-kuningan pada saat muda dan rasanya masam, kalau sudah matang buah biwa akan berwarna orange dan rasanya manis. Biwa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, daging buah biwa mengandung asam sitrat, karoten, vitamin A, B,dan C.
Buah biwa dapat melindungi membran usus dari serangan penyakit dikarenakan rendah kalori dan tinggi serat, buah biwa mengandung zat besi dan tembaga yang mampu untuk membantu pembentukan sel darah merah. Selain itu, ada literatur yang menyebut, bahwa daun dan bijinya mengandung amygdalin yang berperan sebagai anti kanker.
***Riz***