Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mendorong budidaya jagung di areal perkebunan, termasuk kebun sawit untuk mendongkrak produksi tanaman pangan nomor dua setalah padi. Target luas tanam tidak tangung-tangung mencapai 1 juta hektar.
Kalimantan Tengah merupakan provinsi dengan luas perkebunan kelapa sawit ketiga terbesar (1,21 juta ha) setelah Riau dan Sumut. Umumnya tanaman kelapa sawit saat ini tumbuh dan berkembang dengan pesat serta mayoritas dikuasai oleh perusahaan (88,5%), sedangkan kebun sawit rakyat yang diusahakan masyarakat hanya 11,5 % saja. Produktivitasnya pun tergolong masih rendah (0,5 -1 ton/ ha) dibandingkan dengan perkebunan besar (2 – 4 ton/ha). Oleh sebab itu kebun sawit rakyat ini perlu ada pendampingan, melalui kegiatan pengembangan kawasan pertanian nasional tanaman perkebunan BPTP Kalteng melakukan pembinaan dan pendampingan teknologi tanaman sawit rakyat di kabupaten Kotawaringin Barat yang merupakan sentra kebun sawit di Kalimantan Tengah. Kegiatan bertujuan agar sebelum tanaman sawit menghasilkan dapat terpelihara dengan baik dan produktivitasnya juga meningkat, dengan memanfaatkan sela sawit dengan tanaman jagung.
Target pengembangan jagung memang ditujukan pada areal kebun sawit muda atau tanaman belum menghasilkan (TBM). Ketika pemerintah mencangkan program tersebut ternyata sudah dilakukan oleh Fajar Haryadi, ketua kelompok tani Bina Bersama, desa Kubu, kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat. Jika selama ini petani jarang intensif memelihara tanaman sawit, khususnya pada masa TBM seperti kegiatan pemupukan biasanya pola dan jenis pupuk yang diberikan tidak sesuai yang direkomendasikan, lahan jarang dijaga kebersihannya, sehingga memicu tumbuhnya hama dan penyakit yang menganggu tanaman sawit, hal tersebut mengakibatkan petani tidak mendapatkan nilai tambah dan tidakmendapatkan apa selain menunggu sampai sawitnya penen dengan hasil seperti biasanya rendah.
Namun hal tersebut tidak terjadi pada Fajar, petani muda 35 tahun ini memanfaatkan lahan di sela-sela tanaman sawit TBM untuk budidaya tanaman jagung. Bersama anggota
kelompoknya menerapkan inovasi teknologi optimalisasi pemanfaatan sela sawit dengan tanaman semusim di lahan sawit seluas 6 ha. Melalui pendampingan teknologi yang dilakukan bersama dengan BPTP Kalteng, Fajar dan kelompoknya merasakan manfaatnya.
Fajar mengungkapkan ada beberapa keuntungan yang didapat membudidayakan tanaman jagung sebagai sela tanaman sawit. Pertama, ada tambahan pendapatan, karena dalam waktu empat bulan sudah bisa panen. Kedua, tanaman sawit sebagai tanaman utama jadi lebih terawat karena imbas dari perwatan tanaman jagung, seperti pupuk untuk jagung juga akan diserap oleh sawit. Ketiga, terhindar dari kebakaran lahan dan hutan, karena dengan adanya jagung petani jadi lebih sering menengok lahannya.
Selain menanam jagung, lahan sawit yang sebagian besar merupakan lahan gambut ini pada tahun 2018 juga akan diluaskan areal penanaman dengan komoditas hortkutura, seperti bawang merah, mentimun, terong, cabai, kacang panjang, dan labu.
Bahkan menurut Fajar Kelompok tani Bina bersama tidak hanya menanam jagung secara intensif di sela sawit TBM, tetapi juga untuk komoditas hortiklutura lainnya.
Dukungan juga diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Barat yang memfasilitasi sarana dan prasarana pertanian seperti alat mesin pengolahan tanah, handtraktor, sarana produksi dan alat pasca panen dan sejenisnya.
Lebih lanjut dikatakan Fajar, bahwa dengan meningkatkan aktivitas usaha tani perkebunan rakyat secara baik dan tepat sesuai rekomendasi teknologi, maka akan terjadi peningkatan pendapatan, tuturnya.
No comment