Tidak banyak yang tahu bahwa tumbuhan liar di hutan yang mirip jahe ini bisa dimakan dan memiliki khasiat herbal.
OLEH masyarakat Sunda tumbuhan ini disebut tepus atau tepusan. Tumbuhan ini banyak ditemukan di pinggiran atau tepi sungai. Tepus sangat disukai oleh kukang dan menjadi makanan bagi hewan liar yang berjalan lamban tersebut.
Tumbuhan mirip honje dan jahe. Di daerah Puncak Dua Bogor, yang banyak aliran sungai dan curug-curug, tumbuhan ini tumbuh subur. Namun tampaknya masyarakat di kawasan itu belum mengetahui apa manfaat tepus, baik buah, batang dan pucuknya.
Padahal, menurut beberapa literatur, tepus dikenal sebagai salah-satu tumbuhan survival. Batang dan buahnya dapat dimakan dalam keadaan terdesak saat di hutan. Batang yang masih muda rasanya seperti sayur kol, namun terasa pahit saat sudah tua. Sementara, buahnya terasa asam.
Antibakteri
Sebagaimana keluarga zingiberaceae lainnya, spesies ini juga memunyai manfaat herbal. Masyarakat di sejumlah daerah, secara turun-temurun, meyakini bahwa tumbuhan ini memiliki khasiat. Dibandingkan dengan jahe-jahean lainnya, sebagian besar bagian tumbuhan ini dapat dimakan dan memiliki khasiat herbal.
Kandungan minyak atsiri pada tepus bersifat antibakteri, terutama terhadap empat strain seperti Staphylococcus aureus, Staphylococcus sp., Streptococcus pyrogenes dan Salmonella enteritidis.
Bunga tanaman ini berwarna merah dan kuning terang. Daging yang mengelilingi biji rasanya manis. Jus dari daunnya dapat digunakan sebagai obat luar untuk menanggulangi demam.
Tepus adalah salah satu dari beberapa jenis jahe-jahean yang tumbuh di hutan yang dapat dimakan. Daun muda ini merupakan obat tradisional untuk mengobati sariawan mulut dan obat disentri.
***Riz***
No comment