Ekosistem mangrove memiliki fungsi yang sangat luas, diantaranya menyimpan karbon 4-5 kali lebih besar dibandingkan hutan daratan.
HARI ini (Kamis 28/10/21), dilakukan kegiatan penanaman mangrove di Ketapang Urban Aquaculture Tangerang – Banten. Penanaman ribuan bibit mangrove tersebut dilakukan secara simbolis oleh Bapak Bupati Tangerang, Rektor IPB, Ketua DPP HA, serta diikuti oleh berbagai pihak lainnya, terutama para generasi muda dan siswa di kawasan tersebut.
Salah-satu tujuan dari kegiatan ini adalah memberi pengetahuan dan penyadaran kepada generasi muda tentang ekosistem pesisir. Hal ini sangat beralasan, karena Indonesia merupakan salah-satu negara mega biodiversity, yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia (3,6 juta ha). Kenyataan ini tentu sangat menguntungkan, karena ekosistem mangrove memiliki fungsi yang sangat luas, diantaranya menyimpan karbon 4-5 kali lebih besar dibandingkan hutan daratan.
Sayangnya, lebih 50% dalam kondisi terganggu sampai rusak. 600 ribu ha masuk dalam kategori kritis dan terdapat beberapa jenis mangrove berstatus langka dan endemik terancam punah keberadaannya.
Minim Dibahas
Kegiatan penaman ini diawali laporan Ketua Panitia Gernas Pohon Langka Dr. M Arsyad Al Amin, dan dilanjutkan dengan sambutan Ketua Umum DPP HA IPB, Ir. R. Fathan Kamil serta sambutan Direktur SEAMEO-BIOTROP Dr. Zulhamsyah Imran. Dalam kesempatan itu Kepala PKSPL – IPB, Dr. Yonvitner mengatakan, bahwa pemerintah berupaya merehabilitasi mangrove secara massive. Yakni dengan diterbitkannya Perpres Nomor 120/2020 untuk melaksanakan rehabilitasi mangrove di sembilan provinsi.
Dalam sambutannya, Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, menyampaikan pentingnya upaya pelestarian ekosistem pesisir. Dikatakannya, sejalan Perpres Nomor 120/2020 itu diharapkan kementerian dan lembaga terkait saling berkoordinasi serta mendorong pihak non pemerintah untuk dapat ikut dalam rehabilitasi mangrove di seluruh provinsi selama empat tahun kedepan. dengan mengacu kepada one map mangrove nasional. Bupati Tangerang H. Ahmed Zaki Iskandar, B.Bus, SE, M.Si, dalam sambutannya menyatakan menyambut baik pogram yang digelar IPB tersebut.
Sampai saat ini masih sedikit pihak yang peduli dengan berbagai pohon langka di Indonesia. “Dalam berbagai diskusi, isu pohon langka dan problem pengelolaannya masih minim dibicarakan. Untuk itu kalangan akademisi dari IPB, alumni IPB dan Lembaga-lembaga terkait dengan IPB seperti SEAMEO BIOTROP harus semakin mempopulerkan keberadaan flora dan fauna langka Indonesia khususnya pohon-pohon langka Indonesia. Aktivitas berupa gerakan konservasi pohon langka sebagai langkah penyelamatan bumi akan mendukung pencapaian SDGs Indonesia,” ucap Prof. Dr. Arif Satria.
Peduli Biodiversitas
Seiring rehabilitasi mangrove perlu juga dilakukan konservasi terhadap jenis-jenis pohon langka di ekosistem mangrove. Berdasarkan daftar dalam IUCN baik untuk vulnerable, Endangered dan Critically Endangered, pohon-pohon endemic dan langka di Indonesia sangat banyak.
Untuk jenis mangrove berstatus almost endangered in local site khususnya pesisir utara Jawa Barat diantaranya adalah Bruguiera cylindrica dan Xylocarpus granatum. Jenis pohon langka ini apabila dikelola dengan baik bukan hanya akan mendapatkan nilai estetika yang menarik tetapi juga bisa bernilai ekonomis.
Pada kegiatan yang melibatkan lingkungan dan siswa sekolah ini, digelar pula penyuluhan lingkungan serta pembagian buku komik dan majalah ‘pelestarian alam’ sebagai door prize bagi peserta.
Diharapkan melalui acara ini akan memberi dampak peningkatan pengetahuan dan menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap keanekaragaman hayati pohon langka Indonesia. Dan yang tak kalah penting lagi ialah lestarinya mangrove untuk mendukung potensi wisata bahari, daerah konservasi dan sumber potensi perikanan.
***Riz***
No comment