Tampaknya negeri jiran tengah serius memainkan jurus-jurus untuk memajukan industry kelapa sawit yang akhir-akhir ini didera kelesuan, termasuk di Indonesia.
Sentimen positif dilontarkan Menteri Industri Utama Malaysia, Teresa Kok, yang mengatakan bahwa pihaknya bermaksud untuk meningkatkan jumlah minyak kelapa sawit dalam campuran biodiesel menjadi 20% pada tahun depan (2020). Naik dari program B10 yang sedang berlangsung dimana penggunaan minyak sawit dipatok pada level 10%.
Menyusul kabar tersebut, analis industri LMC Internasional, Julian McGill mengatakan bahwa rencana peningkatan penggunaan minyak sawit pada biodisel akan mengurangi cadangan yang selama ini membuat pasar kelebihan pasokan hingga 2 juta ton. Ditambahkannya bahwa nilai ekspor yang meningkat kuat diduga akibat turunnya panen biji bunga (Rapeseed) yang merupakan salah sumber minyak nabati Eropa.
Peningkatan penggunaan CPO sebagai biodiesel tentunya merupakan angin segar bagi agribisnis kelapa sawit. Masih dari sumber yang sama, harga CPO diperkirakan akan naik pada kisaran MYR 2.200-2.300/ton pada Juni karena menurunnya cadangan karena faktor musim.
Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonsia (GAPKI), Togar Sitanggang mengatakan, bahwa produksi minyak sawit Indonesia diperkirakan meningkat sebesar 10% pada tahun 2019. Selain itu, pada masa bersamaan, Deputi Kementerian Industri Utama Malaysia, Datuk Seri Shamsul Iskandar Md Akin, berencana membuka pasar baru bagi industri sawit.
***Riz***
No comment